Tes Narkoba Negatif, Jimmy–Indriaty Resmi Rampungkan Pemeriksaan Kesehatan di RSUD Doris Sylvanus

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Barito Utara, Jimmy Carter dan Indriaty, telah menyelesaikan seluruh rangkaian pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu syarat pendaftaran dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Barito Utara 2025.

Pemeriksaan kesehatan berlangsung di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya sejak Senin (2/6/2025) dan berakhir pada Selasa siang (3/6/2025).

“Kami sudah menjalani beberapa rangkaian pemeriksaan kesehatan, mulai dari pengambilan darah, urine, hingga tes fisik,” ungkap Jimmy kepada awak media.

Tahap terakhir dari pemeriksaan adalah tes narkoba yang hasilnya langsung diumumkan oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN). Kedua calon dinyatakan negatif dari penggunaan narkoba.

“Alhamdulillah, hasil tes narkoba kami langsung diperlihatkan dan dinyatakan negatif,” tegas Jimmy.

Proses pemeriksaan berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Saat ini, Jimmy dan Indriaty telah mengantongi surat keterangan resmi dari RSUD Doris Sylvanus sebagai bukti telah menjalani pemeriksaan kesehatan.

“Pelaksanaan pemeriksaan tidak ada hambatan dan semuanya berjalan dengan baik. Semoga proses berikutnya juga lancar,” ujarnya.

Di sela kesempatan tersebut, Jimmy mengungkapkan program prioritas yang akan dijalankan jika dipercaya memimpin Barito Utara.  

Fokus utama mereka adalah pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Baca juga: Jimmy Carter Tepis Isu Ijazah Palsu Daftar Pilkada Barito Utara dan Pakai SKL, "Ijazah Saya Hilang"

Baca juga: Jimmy Carter-Inriaty Karawaheni Jadi yang Pertama Resmi Daftar ke KPU Barito Utara

“Pertama, kami ingin meningkatkan kualitas pendidikan. Kedua, memperkuat layanan kesehatan. Ketiga, membangun serta memperbaiki infrastruktur yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” jelasnya.

Mengenai sektor kesehatan, Jimmy menyoroti masih minimnya tenaga medis di desa-desa. Ia berkomitmen memastikan pelayanan kesehatan merata hingga ke wilayah pelosok.

“Banyak desa yang hanya memiliki satu perawat, bahkan ada yang belum memiliki tenaga medis sama sekali. Kami berupaya agar setiap desa setidaknya memiliki tenaga medis yang standby,” tutupnya.