Berita Kalteng

Kasus Diabetes Tembus Ribuan di RSUD Doris Sylvanus, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Anak Muda Kalteng

RSUD Doris Sylvanus mencatat sebanyak 4.475 kasus diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi sepanjang Tahun 2024.

Penulis: Arai Nisari | Editor: Haryanto
kompas.com
Ilustrasi diabetes, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus mencatat sebanyak 4.475 kasus diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi sepanjang Tahun 2024. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus mencatat sebanyak 4.475 kasus diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi sepanjang Tahun 2024.

Jumlah tersebut menempatkan diabetes sebagai penyakit terbanyak ketiga yang ditangani di instalasi rawat jalan, setelah hemodialisa dan terapi fisik lainnya.

Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang memberikan gambaran tentang prevalensi penyakit di wilayah Palangka Raya.

Meski data tidak merinci kelompok usia pasien, ahli gizi asal Palangka Raya, Yemitha Friscia, yang juga lulusan Poltekkes Kemenkes Palangkaraya, menilai angka tersebut mencerminkan pola makan masyarakat, khususnya dewasa muda, yang semakin tidak sehat.

“Kalau lihat anak muda usia 18–30 tahun, terutama mahasiswa dan pekerja, sekarang cenderung konsumsi junk food, minuman manis, makanan instan. Hampir tiap hari minum kopi susu, jajan boba, makan mie instan atau ayam cepat saji,” ujar Yemitha saat diwawancarai TribunKalteng.com, Minggu (27/4/2025).

Baca juga: Kadinkes Kalteng Sebut Usia 50 Tahun Lebih, Penderita Diabetes dan Hipertensi Berisiko Katarak

Ia menjelaskan, pola makan tinggi gula, garam, dan lemak, namun rendah nutrisi, dapat memicu resistensi insulin, kondisi awal dari diabetes tipe 2.

“Minuman kekinian itu tinggi kalori tapi nggak bikin kenyang. Lama-lama tubuh kelebihan gula dan jadi nggak sensitif terhadap insulin,” jelasnya.

Fenomena tersebut dirasakan oleh Ega (22), seorang mahasiswa di Palangka Raya yang mengaku terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis setiap hari.

“Jujur, tiap hari pasti ngopi, entah di kafe atau kopi gerobakan yang manis banget. Makan juga seringnya mie instan atau nugget, soalnya cepat dan murah. Aku tahu nggak sehat, tapi udah jadi kebiasaan,” ungkapnya.

Yemitha mengungkapkan, gejala diabetes di usia muda sering kali tidak disadari. Beberapa tanda awalnya seperti mudah lelah, sering haus, berat badan naik, hingga kulit menggelap di lipatan leher atau ketiak.

Ia menegaskan bahwa usia muda bukan jaminan sehat, dan pola hidup sehat harus dimulai sejak dini.

“Banyak yang merasa ‘masih muda pasti sehat’, padahal sekarang makin banyak anak muda yang terdiagnosis diabetes di usia 20-an. Yang menentukan itu gaya hidup, bukan usia,” tuturnya.

Dengan semakin tingginya perhatian terhadap masalah ini, Yemitha berharap masyarakat Kalimantan Tengah, terutama generasi muda di Palangka Raya, mulai lebih sadar pentingnya menjaga pola makan dan rutin beraktivitas fisik.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved