Berita Kotim

Serangan Buaya di Kalteng, Paha Warga Desa Lempuyang Kotawaringin Timur Robek 20 Jahitan

Serangan buaya di Kalteng, tepatnya di Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Penulis: Pangkan B | Editor: Nia Kurniawan
foto Muriansyah untuk Tribunkalteng.com
Petugas BKSDA Pos Sampit saat melakukan kunjungan pada dua korban dan lokasi serangan buaya di Desa Lempuyang, Selasa (14/1/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Dua warga jadi korban serangan buaya saat beraktivitas di pinggir sungai, Selasa (14/1/2025).

Serangan buaya di Kalteng, tepatnya di Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit melakukan kunjungan ke Desa Lampuyang.

“Kita mengunjungi adanya dugaan serangan buaya kepada warga Desa Lampuyang bernama Ibu Sari dan Bapak Kipli,” terang Komandan Pos BKSDA Sampit, Muriansyah.

Baca juga: Kepala BKSDA Pos Sampit Sebut Buaya Musim Kawin dan Bertelur di Desember-Maret Cenderung Buas

Dirinya mengatakan telah berkoordinasi ke kantor Desa Lempuyang dan bertemu dengan Kades dan Sekdes Lampuyang. 

“Berdasarkan keterangan Kades, ada 2 warganya yang diserang buaya Kipli dan Sari, serta lokasi serangan di sungai hadil Pasir,” terang Muriansyah.

Dirinya mengatakan bahwa Ibu Sari mendapat  serangan buaya cukup parah, terdapat 1 luka pada bagian betis dan 1 luka pada bagian paha sebelah kanan. 

Kondisi luka dari korban bernama Ibu Sari sudah di jahit, namun terdapat luka kecil bekas cakaran akibat serangan buaya.

“Petugas menemui korban kedua bernama Bapak Kipli, yang mana korban mendapat luka yang dialami cukup parah, luka robek di pangkal paha dan mendapat jahit 20 jahitan,” terangnya.

Muriansyah pun menjelaskan kronologis terjadinya serangan buaya pada dua warga Desa Lempuyang.

Berdasarkan keterangan Suami Ibu Sari, Burhan mengatakan bahwa serangan buaya terjadi pada pukul 17.00 WIB.

“Jadi Ibu Sari saat itu serang mencuci pakaian di tepi sungai handil Pasir, kemudian buaya tiba-tiba menyerang dari dalam air,” jelas Muriansyah.

Setelah itu, korban diseret ke dalam air dan ditenggelamkan, melihat kejadian tersebut Burhan dan Kipli menceburkan diri ke sungai untuk menolong Ibu Sari.

“Jadi Kipli dan Burhan melawan buaya, sehingga Ibu Sari bisa terlepas dari gigitan buaya karena Burhan berhasil mencolok mata buaya, yang mana saat itu kondisi tinggi air sungai saat itu sekitar 1,6 meter,” jelas Komandan Pos Sampit.

Muriansyah mengatakan saat kedua orang tersebut akan membawa Ibu Sari naik ke darat, buaya tersebut kembali menyerang Kipli yang masih berada di tepi sungai.

Saat Kipli akan ditarik buaya ke dalam air, adik dari Ibu Sari datang dan berusaha menarik tangan dari Bapak Kipli. 

“Sempat terjadi tarik menarik antara korban dan buaya, Bapak Kipli akhirnya berhasil diselamatkan, namun mengalami luka robek yang cukup parah di bagian pangkal paha,” jelasnya.

Setelah berhasil menyelamatkan kedua korban, korban lalu di gendong ke arah jalan raya untuk mendapatkan pertolongan. 

Sebelum sampai ke jalan raya, ada mobil yg sudah menjemput, lalu korban langsung di bawa ke Rumah Sakit Samuda.

“Berdasarkan keterangan warga, buaya yang menyerang Bapak Kipli dan Ibu Sati berukuran besar, diperkirakan mencapai 4 meter lebih,” jelas Muriansyah.

Lokasi tersebut merupakan sungai yang sudah di keruk untuk dijadikan lokasi kebun kelapa sawit pribadi. 

Warga desa berada di lokasi tersebut karena bekerja menjadi buruh kebun, yang mana kebun cukup luas dan pemilik bukan warga lokal.

Saat dilokasi serangan, petugas bertemu dengan warga lain yang tinggal tidak jauh dari lokasi serangan dan memberikan pengarahan pada warga setempat.

“Akibat serangan buaya, kita memberikan bantuan biaya untuk berobat kepada Bapak Kipli dan Ibu Sari,” tutup Muriansyah.

Musim Buaya Kawin

Komandan Pos Sampit Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Muriansyah sebut munculnya buaya di sungai karena memasuki masa kawin, Rabu (1/1/2025).

BKSDA Kalteng pun meminta masyarakat yang bermukim di pinggir sungai agar lebih berhati-hati dan waspada.

“Pada Desember hingga Maret merupakan musim kawin dan bertelur bagi buaya, sehingga masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pinggir sungai harus berhati-hati,” ungkap Muriansyah.

Lebih lanjut, dirinya menambahkan bahwa pada saat sedang bertelur, buaya akan lebih aktif dan agresif alias buas.

Muriansyah mengatakan, bahwa pihaknya telah menerima sejumlah laporan kemunculan buaya selama Desember 2024.

Laporan kemunculan buaya terjadi baik di kawasan sungai, persawahan, hingga dekat dengan pemukiman warga.

“Kami lebih aktif dalam memberikan penjelasan dan pemahaman ke warga, tujuannya agar lebih waspada saat beraktivitas di kawawan sungai, khususnya pada malam hari.

BKSDA Pos Sampit juga terus menerus melakukan sosialisasi dan memasang spanduk mengenai penyebab buaya mendekati pemukiman.

“Kandang hewan ternak yang berada di pinggir sungai dan sering membuang bangkai hewan, dapat mengundang buaya datang,” jelas Muriansyah.

Ia mengatakan, pihaknya terus memasang jebakan untuk menangkap buaya yang menyerang ternak warga, namun hal tersebut sia-sia karena buaya tidak pernah muncul lagi.

“Salah satu penyebab munculnya buaya pada kawasan sungai dekat pemukiman, akibat habitat terganggu dan telah rusak,” ujarnya.

Komandan Pos Sampit mengajak masyarakat agar dapat lebih menghargai alam dan habitat asli dari buaya.

“Munculnya buaya karena adanya sebab dan akibat, salah satunya karema rusaknya habitat dari buaya itu sendiri,” tutup Muriansyah.

Waspada Buaya

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit menerima laporan kemunculan buaya pada dua lokasi berbeda, pada Jumat (27/12/2024).

Buaya muncul di Desa Palangan, Kecamatan Kota Besi dan Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng).

Pada Desa Palangan buaya diduga berukuran cukup besar sedang berenang di sungai dekat pemukiman warga.

Sedangkan pada Desa Lempuyang, seekor buaya tampak berdiam di tepi sungai, diduga sedang berjemur.

Komandan Pos Sampit BKSDA Kalteng, Muriansyah membenarkan adanya dua laporan kemunculan buaya.

“Ada dua laporan yang masuk terkait kemunculan buaya pada pada Desa Palangan dan Desa Lempuyang,” jelasnya saat dihubungi TribunKalteng.com, pada Sabtu (28/12/2024).

Pada Desa Palangan, tersebar video berdurasi 58 detik memperlihatkan buaya sedang berenang di sekitar pemukiman warga.

Buaya muara berukuran besar tersebut sudah beberapa kali terlihat pada kawasan pemukiman warga yang berada di pinggir sungai.

Selain itu, belum diketahui berapa ukuran pasti dari buaya yang muncul di Desa Palangan karena sebagian badan buaya berada di dalam air.

Kemudian, pada laporan lainnya, buaya yang sedang berjemur diperkirakan memiliki ukuran 1,5 meter.

Buaya nampak sedang berjemur di pinggir Sungai Bujur Malang Sembilang dan terlihat oleh seorang pemancing yang sedang berada di lokasi.

Diketahui bahwa pada kawasan sungai di Desa Lampuyang, warga memang sering melihat kemunculan buaya.

Kemunculan buaya tentu menjadi peringatan agar warga yang beraktivitas maupun bermukim di kawasan pinggir sungai agar lebih waspada.

Muriansyah mengimbau agar warga lebih berhati-hati saat beraktivitas di kawasan sungai, sehingga tidak ada warga yang menjadi korban akibat serangan buaya.

“Saya meminta warga lebih waspada dan berhati-hati beraktivitas di sungai, khususnya pada malam hari,” imbaunya.

Khususnya bagi warga yang tinggal di tepian Sungai Mentaya, Sungai Cempaga, Sungai Tualan, dan Sungai Seranau diharapkan lebih berhati-hati. 

Komandan Pos Sampit pun mengingatkan masyarakat agar segera melapor jika melihat kemunculan buaya di kawasan pemukiman.

“Kami juga mengimbau warga agar tidak mendekati dan mencoba mengusir buaya, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Serta laporkan kemunculan buaya pada pihak yang berwenang,” tutup Muriansyah.


(Tribunkalteng.com/pangkan)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved