Lapas Sampit

Lapas Sampit Kalteng Ajarkan Warga Binaan Tanam Selada hingga Kangkung Secara Hidroponik 

Lapas Kelas IIB Sampit, dibekali warga binaan pemasyarakatan (WBP) program keterampilan pertanian dan pelatihan hidroponik.

Penulis: Pangkan B | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN
Warga binaan saat mengelola lahan pertanian dan tanaman hidroponik di halaman belakang Lapas Sampit, Senin (16/12/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Lapas Kelas IIB Sampit, Kanwil Kemenkumham Kalteng bekali warga binaan pemasyarakatan (WBP) program keterampilan pertanian dan pelatihan hidroponik.

Hal tersebut merupakan inovasi dengan memberikan keterampilan kepada warga binaan melalui program pembinaan pertanian. 

Program ini bertujuan untuk memberdayakan warga binaan agar lebih produktif selama menjalani masa tahanan.

“Kita berupaya memberikan bekal dan keterampilan bagi warga binaan dengan melatih teknik bertani seperti pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, hingga panen,” jelas Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Sampit, Meldy Putera, Senin (16/12/2024).

Baca juga: Kalapas dan Jajaran Perkuat Pengamaman Lapas Sampit Kotim Kalteng jelang Nataru

Meldy mengatakan, komoditas unggulan yang dikembangkan oleh warga binaan ialah kangkung, selada, dan singkong.

Warga binaan dibekqli dan diajarkan bagaimana melakukan metode pertanian modern seperti sistem organik dan irigasi efisien. 

“Hasil panen tidak hanya digunakan untuk kebutuhan Lapas, tetapi juga dijual ke pasar lokal untuk mendukung pembinaan lainnya,” ungkap Kalapas Sampit.

Lebih lanjut, Meldy menambahkan pelatihan ini bertujuan membantu warga binaan mempersiapkan keterampilan untuk reintegrasi sosial setelah bebas.

Selain pertanian menggunakan media tanah pertanian, Lapas Sampit memberikan pelatihan hidroponik sebagai bagian dari program keterampilan.

Melalui metode pertanian tanpa tanah ini, warga binaan dilatih menanam dan merawat tanaman seperti kangkung, selada, dan bayam yang memiliki nilai ekonomi tinggi. 

Pelatihan ini bertujuan membekali mereka dengan keterampilan yang berguna setelah masa hukuman selesai.

Kepala Lapas menyatakan bahwa program ini tidak hanya fokus pada keterampilan, tetapi juga mendukung rehabilitasi mental.

“Kita berupaya mengajarkan warga binaan mengelola kesabaran, tanggung jawab, dan kerja sama, serta menjadi contoh bagi Lapas lain yang ingin mengembangkan kegiatan serupa,” tutup Meldy Putera.

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved