Rudini-Paisal Tegaskan Perusahaan Wajib Penuhi Tanggungjawab Program CSR dan Plasma 20 Persen

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Calon Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Rudini-Paisal akan memanfaatkan program corporate social responsibility atau CSR dan Plasma 20 persen untuk kesejahteraan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan dalam Debat Perdana Pilkada Kotim 2024, Sabtu (26/10/2024) malam.

Ia menilai, belum semua perusahaan besar sawit (PBS) di Kabupaten Kotawatingin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah melakukan hal tersebut.

Bahkan program CSR dan Plasma 20 persen menjadi salah satu pertanyaan yang harus dijawab oleh pasangan calon.

“Kami setuju bahwa perusahaan besar sawit wajib memberikan program CSR dan Plasma 20 persen bagi warga,” tegas Calon Wakil Bupati Kotim, Paisal Damarsing.

Baca juga: Breaking News - Debat Publik Pilkada Kotim Kalteng 2024 Sabtu Malam, Ini Rincian 6 Segmen 

Ia menambahkan pada kenyataannya di lapangan, masih banyak program CSR dan Plasma 20 persen yang tidak jalan.

“Kami akan memperbaiki sistem dari program perusahaan besar sawit kepada masyarakat dan kerja sama antara perusahaan dan pemerintah daerah,” jelas Cawabup Kotim.

Terutama dalam bekerja sama untuk menyejahterakan masyarakat yang berada di sekitar perkebunan sawit.

Ke depannya Rudini-Paisal juga akan berupaya melestarikan hutan-hutan yang berada di dekat kawasan perkebunan sawit.

“Salah satu program startegis yang akan kami lakukan dengan berunding bersama masyarakat, para tokoh, dan perusahaan mengenai CSR dan Plasma 20 persen,” tutur Paisal Damarsing.

Pada tempat yang sama, Calon Bupati Kotim, M Rudini Darwan Ali mengatakan hal tersebut merupakan masalah klasik.

“Kami berdua sempat duduk di DPRD Kotim, sehingga memiliki pengalaman dan mengetahui banyak mengenai CSR dan Plasma,” jelasnya.

Ia mengatakan plasma 20 persen merupakan masalah lama yang terjadi pada masyarakat di dekat perkebunan sawit.

“Masyarakat meminta agar CSR dan plasma dapat diselesaikan, sehingga dapat menunjang kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan sawit,” tutup M Rudini Darwan Ali.