Berita Palangkaraya
Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang hari Raya, Mentan Sebut Pemerintah Tetapkan HPP Rp 6.000 per Kg
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman katakan antisipasi kenaikan harga beras jelang hari raya seperti Idul Adha ditetapkan HPP Rp 6.000 per Kgnya
Penulis: Anita Widyaningsih | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Menjelang hari raya, kenaikan harga beras menjadi isu yang selalu hangat diperbincangkan. Sudah menjadi persoalan setiap tahun, fluktuasi harga ini seringkali menimbulkan kekhawatiran baik bagi para petani sebagai produsen maupun bagi masyarakat luas sebagai konsumen.
Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk mencari solusi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, memastikan keseimbangan antara keuntungan petani dan keterjangkauan harga bagi konsumen.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman saat mengunjungi Kalimantan Tengah, Jumat (14/6/2024).
“Jadi gini, kita harus mengambil jalan tengah bagaimana petani tersenyum, konsumen bahagia,” jelasnya.
Kenaikan harga beras menjelang hari raya bukanlah fenomena baru. Hal ini terjadi karena permintaan beras yang meningkat tajam saat masyarakat bersiap-siap untuk merayakan hari besar.
Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga keseimbangan harga agar tidak terlalu merugikan salah satu pihak.
Para petani yang bekerja keras untuk menghasilkan beras layak mendapatkan harga yang pantas untuk usaha mereka.
Namun, di sisi lain, harga yang terlalu tinggi akan memberatkan konsumen, terutama masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah.
“Ini harus jalan tengah tidak boleh terlalu jauh karena kasihan petaninya produsennya. Tapi tidak boleh terlalu tinggi karena kasihan konsumen, kita harus mencari jalan tengah,” sebutnya.
Amran menambahkan, dalam menghadapi situasi ini pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.000 per kilogram sebagai langkah untuk menjaga keseimbangan harga.
HPP ini diharapkan dapat menjadi solusi tengah yang tidak merugikan petani namun juga tidak memberatkan konsumen.
“Jalan tengahnya keseimbangannya adalah sekarang ada HPP 6.000 per kilogram. Itulah jalan tengahnya setelah kita kaji, bahwa kedua belah pihak bahagia,” sebutnya
Selain faktor permintaan yang meningkat, perubahan cuaca ekstrem juga mempengaruhi produksi beras di tanah air.
Dari El Nino yang menyebabkan kekeringan, hingga La Nina yang membawa curah hujan tinggi, kedua kondisi cuaca ekstrem ini menimbulkan tantangan bagi para petani.
Baca juga: Harga Beras SHPH Tidak Boleh Lampaui HET, Pemprov Kalteng Sering Sidak dan Monitor ke Pasar
Baca juga: Harga Beras Naik, Subagio Petani Padi Palangkaraya Ini Ngaku Sekali Panen Raup Rp 29 Juta Lebih
Baca juga: Kepala Kantor Wilayah Bulog Kalteng Sebut, Kenaikan Harga Beras Premium di Palangkaraya Masih Wajar
Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah dan berbagai pihak terkait telah menyarankan solusi cepat berupa penggunaan pompa air.
"Solusi tercepat adalah pompa, tidak ada solusi lain yang lebih cepat dari itu," tegas Amran.
Dengan pompa air, para petani diharapkan dapat mengatasi kekurangan air saat musim kemarau dan mengatur drainase saat curah hujan tinggi. (*)
Palangka Raya Resmi Jadi Tuan Rumah Kongres GMNI XXIII Tahun 2028, Ada Historisnya |
![]() |
---|
Tak Ada Anggaran Tambahan, Pemprov Targetkan RTH Eks KONI Kalteng Selesai Paling Lambat Desember |
![]() |
---|
Panen Jagung di Pekarangan Polresta Palangka Raya, Achmad Zaini: Bukti Bisa Bertani di Tengah Kota |
![]() |
---|
Simpan 24 Paket Sabu, Napi Rutan Kelas IIA Ditangkap Satresnarkoba Polresta Palangka Raya |
![]() |
---|
Pemprov Kalteng Bakal Kaji Pelanggaran Aturan dan Kerusakan Lingkungan oleh 7 Perusahaan Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.