Buaya Muncul di Sungai Mentaya, BKSDA Pos Sampit Minta Warga Tak Buang Bangkai Binatang ke Sungai

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Kalteng, melalui Pos Sampit, mengingatkan masyarakat berhati-hati adanya kemunculan buaya.

Pasalnya, pihak BKSDA Pos Sampit mendapat adanya laporan kemunculan buaya dari masyarakat, pada Sabtu (13/4/2024) lalu.

Diketahui kemunculan buaya tersebut berada di Sungai Mentaya, Jembatan Bajarum, Kecamatan Kota Besi, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Komandan Pos Sampit BKSDA Kalteng, Muriansyah membenarkan, adanya kemunculan buaya di Sungai Mentaya.

“Berdasarkan video rekaman dari masyarakat, memang betul yang muncul di Sungai Mentaya merupakan buaya,” terangnya, Selasa (16/4/2024).

Meskipun membenarkan adanya kemunculan buaya, Komandan Pos Sampit belum bisa memastikan jenisnya.

Hal tersebut dikarenakan jarak video dan buaya terlalu jauh, sehingga saat diperluas gambar menjadi buram.

“Kemunculan buaya di sekitar Jembatan Bajarum merupakan kejadian kedua kalinya yang dilaporkan oleh warga,” terang Muriansyah.

Munculnya buayabtentu membuat masyarakat perlu waspada dan berhati-hati, terlebih saat berlktivitas di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya.

Baca juga: Jasad Perempuan Ada Luka Gigitan, Ditemukan di Sungai Kotabaru Kalsel Diduga Korban Diterkam Buaya

Baca juga: Buaya Muncul Dekat Permukiman Baamang Sampit, Warga Bantaran Sungai Mentaya Kurangi Aktifitas

Baca juga: Kesaksian BKSDA Kobar dari Pihak Keluarga Korban, Dikira Batang Kayu Ternyata Injak Kepala Buaya

Pasalnya, serangan buaya sangat mematikan dan dapat menyebabkan korban yang terkena gigitan buaya meninggal dunia.

BKSDA Kalteng pun memberikan imbauan terkait kemunculan buaya di kawasan Sungai Mentaya, Sampit.

Komandan Pos Sampit meminta masyarakat tetap berhati-hati dan wadpada saat beraktivitas di Sungai Mentaya, terutama saat malam hari.

“Jamgan membuang bangkai binatang ke sungai, karena buaya akan datang ke lokasi pembuangan bangkai binatang tersebut,” tutup Muriansyah. (*)