Berita Palangkaraya

Waspada Penyakit Kulit dan Diare Kerap Muncul saat Banjir Melanda Kalteng

Banjir di Palangkaraya dan sebagain wilayah di Kalteng patut diwaspadai adanya penyakit yang bermunculan di antarnya penyakit kulit dan diare

Penulis: Anita Widyaningsih | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Anita Widyaningsih
Suasana pengungsian di Posko Induk, SDN 1 Langkai Palangkaraya, Jumat (15/3/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Palangkaraya, mengakibatkan beberapa masyarakat harus mengungsi di beberapa posko yang telah disediakan.

Adanya banjir ini, menyebabkan berpotensinya sejumlah penyakit dapat menyerang masyarakat terdampak.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Suyuti Syamsul menyebut, terkait dengan banjir tentu memiliki konteks pembahasan terkait air.

Kemudian dikatakan Suyuti air memiliki banyak kaitan, ia memberi contoh tidak tersedianya air bersih mampu menyebabkan diare.

Kemudian penyakit kulit seperti jamur juga dapat bermunculan, hal ini disebabkan oleh terendamnya kulit secara terus menerus.

“Karena banjir misalnya terendam terus-terusan, berkaitan dengan jamur penyakit kulit. Oleh karenanya, hindari berendam di air. Seyogyanya jika terlanjur berendam mesti dibilas dengan air bersih dan sabun,” ungkap Suyuti belum lama ini.

Kemudian ditambahkannya, Infeksi saluran pernafasan akut (ispa) juga dapat mengintai pengungsi, hal ini disebabkan oleh gerakan yang terbatas di suatu ruangan yang penuh.

Selain itu, pasca banjir pun dapat memunculkan beberapa penyakit seperti, leptospirosis, yakni sebuah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri yang biasanya ditemukan pada air.

Sisa banjir tersebut dikatakan Suyuti, dapat memungkinkan perkembangan nyamuk.

“Kalau untuk malaria kita di Kalteng sudah aman, karena tertinggal satu desa kita yang masih endemis malaria, itu di daerah Murung Raya, Tumbang Kunyi. Sementara daerah yang lain sudah relative tidak ada masalah dengan malaria, kecuali mungkin demam berdarah,” jelasnya.

Namun Suyuti menambahkan, demam berdarah ini sejatinya bisa diatasi dengan 3M yakni, menguras, menutup, dan mengubur.

Kemudian terkait dengan bencana banjir di wilayah Kota Palangkaraya, ia menyebut musibah ini masih belum menjadi bencana tingkat provinsi, sehingga dalam hal ini pihaknya mengaku belum terlibat.

Baca juga: Banjir di Palangkaraya, Debit Air Turun 20 cm, Jumlah Warga Terdampak Masih Belum Terasa

Baca juga: Update Banjir di Palangkaraya, Pj Wali Kota Tinjau 65 Warga Terdampak Pengungsian di SDN 1 Langkai

“Karena ini kota yang menyatakan darurat, sedangkan syararat untuk bencana tingkat provinsi, harus dua atau tiga yang menyatakan bencana. Sebab, ada kewenangan-kewenangan secara bertingkat,” jelasnya.

Sementara itu saat ditemui di Posko Induk pengungsian, yang didirikan di SDN 1 Langkai Palangkaraya, Plt Kepala BPBD Palangkaraya, Hendrikus Satria Budi menyebut.

Saat ini penyakit yang dikeluhkan oleh pengungsi, meliputi sakit perut.

“kalau sakit alhamdulillah kita walaupun sakit, sakitnya biasa paling sakit perut karena memang tidur dilantai beralaskan tikar,” jelasnya Jumat (15/3/2024)

Namun Budi menambahkan, dari pihak kesehatan terus memonitor kesehatan para pengungsi.

Tidak hanya kesehatan, dari pihak Daldukkb juga dikatakan Budi turut serta dalam penanganan banjir ini. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved