Pria Tenggelam di Cempaga

Cari Pria Misterius Tenggelam di Sungai Desa Luwuk Bunter, Tim SAR Gabungan Pakai Cara Tradisional

Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian pria misterius tenggelam di Sungai Desa Lueuk Bunter Kecamatan Cempaga Kotim.

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Fathurahman
BASARNAS KALTENG UNTUK TRIBUNKALTENG.COM
Hari kedua proses pencarian pria misterius yang tenggelam di Desa Luwuk Bunter, Cempaga, Kotim Tim SAR gabungan menggunakan cara tradisional dengan menggarit memakai rotan berduri. Hingga saat ini korban belum ditemukan. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian pria misterius tenggelam di Sungai Desa Lueuk Bunter Kecamatan Cempaga Kotim.

Seorang pria misterius diduga mengalami gangguan kejiwaan nekat loncat ke Sungai di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Kotim Minggu (10/3/2024) diduga alami gangguan kejiwaan..

Kepala Kantor Basarnas Alit Supartana mengatakan setelah menerima laporan pria tenggelam dari Kepala Desa Luwuk Bunter, ia langsung memberangkatkan personel dari Pos SAR Sampit menuju lokasi keajadian.

"Menerima informasi dari Pak Kades Luwuk Bunter, kami langsung berkoordinasi dengan instansi terkait di lapangan dan memberangkatkan satu Tim Rescue Pos SAR Sampit untuk melakukan pencarian," ujar Alit.

Sebelumnya Kepala Desa Luwuk Bunter Kurnain Noor menjelaskan saat diajak komunikasi jawaban pria tersebut tidak jelas bahkan tertawa ketika ditanya terkait identitasnya.

"Saya tanya identitasnya dua kali jawabannya tidak jelas atau tidak nyambung, hanya tertawa," terang Kurnain.

Sementara itu Koordinator Lapangan Basarnas Dedi mengungkapkan hingga hari kedua pencarian korban masih belum ditemukan.

Baca juga: Pencarian Pria Misterius, Tenggelam di Sungai Desa Luwuk Bunter Kotim Terkendala Arus Deras

"Upaya pencarian hari ini melakukan penyisiran sekitar TKM dengan menggunakan 3 perahu karet," ucap Dedi.

Selain itu Tim SAR melakukan pencarian korban tenggelam dengan menggunakan cara tradisional menggunakan rotan yang berduri.

"Pencarian korban juga menggunakan cara tradisional dengan menggarit menggunakan rotan yang berduri, hingga sore ini belum ditemukan," tukas Dedi. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved