Prediksi BMKG: Musim Pancaroba Maret-April, Waspada Cuaca Ekstrem Puting Beliung hingga Hujan Es

Prediksi BMKG cuaca ekstrem, berpotensi terjadi pada maret hingga April 2024, dari angin puting beliung hingga hujan es

Editor: Sri Mariati
istimewa/BPBD Kapuas
Ilustrasi, Desa Anjir Serapat Tengah RT 28 atau Handil Gardu, Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas. BMKG prediksi cuaca ekstrem terjadi pada pancaroba di Maret-April 2024. 

TRIBUNKALTENG.COM – Hampir di seluruh wilayah Indonesia saat ini tengah terjadi cuaca ekstrem, bahkan yang terparahnya adalah badai Tornado pertama kali terjadi beberapa hari lalu di derah Jawa Barat.

Kondisi ini berpotensi terjadi pada Maret-April 2024, yang disebabkan masuk periode pancaroba atau peralihan musim.

Untuk itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, Dwikorita Karnawati, mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem tersebut.

"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ungkap Dwikorita di Jakarta, Minggu (25/2/2024), dikutip dari laman BMKG.

Baca juga: 178 Rumah di Banjar Rusak Diterjang Angin Puting Beliung, di Tanah Laut Puting Beliung Ngamuk

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Tanahlaut Kalsel, Angin Puting Beliung Sebabkan Rumah Rusak dan Pohon Tumbang

Selain itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan saat memasuki pergantian musim, potensi terjadinya angin puting beliung juga ikut meningkat.

Dwikorita menjelaskan, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Hal itu terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar.

Sehingga hal itu memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Ia menambahkan, karakteristik hujan pada periode ini cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, angin puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.

"Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tambah dia.

Cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.

Baca juga: BMKG Palangkaraya: Memasuki Musim Pancaroba Waspada Cuaca Ekstrem Seluruh Wilayah Kalteng

Baca juga: Mirip Badai Tornado, Angin Puting Beliung Mengamuk Hancurkan 6 Pabrik dan Rumah Warga Sumedang

Untuk itu, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba.

Berikut adalah cara untuk menjaga daya tahan tubuh di musim pancaroba, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan:

Olahraga teratur

Konsumsi makanan bergizi

Tidur yang cukup

Kelola stres

Berjemur

Menjaga kebersihan makanan

Konsumsi makanan hangat dan makanan yang banyak mengandung air

Menjaga kebersihian diri dan lingkungan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BMKG: Waspada Musim Pancaroba Maret-April, Rawan Puting Beliung hingga Hujan Es, 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved