Berita Kotim

Pencurian Meteran PDAM di Sampit Kalteng Semakin Marak, Polres Kotim Dalami Kasus

Pencurian meteran PDAM semakin marak terjadi di Sampit Kotawaringin Timur, pihak Polres Kotim akan mendalami kasus dan lakukan penyelidikan

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Istimewa
Pencurian meteran PDAM semakin marak terbaru pelaku terekam CCTV di Jalan Tidar Baru, Bamaang, Kotim, Kamis (1/2/2024) lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Pencurian meteran PDAM semakin marak terjadi di Sampit Kotawaringin Timur (Kotim), hingga saat ini puluhan bahkan mungkin ratusan laporan Pencurian meteran PDAM diterima pihak PDAM Tirta Mentaya Sampit.

Kapolres Kotim AKBP Sarpani, melalui Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Besrom Purba mengatakan, saat ini kepolisian sudah melakuan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini.

"Petugas Satreskrim sudah berkoordinasi dengan pihak PDAM untuk mengungkap kasus ini," ujar Purba saat dikonfirmasi Tribunkalteng.com, Selasa (6/2/2024).

Baca juga: Aksi Pencurian 2 Wanita Terekam CCTV Berhasil Diamankan oleh Anggota Polsek Ketapang Kotim

Baca juga: Bobol 3 Rumah di Banjarbaru Kalsel, Warga Sungai Sipai Martapura Pelaku Pencurian Dibekuk di Bogor

Purba menjelaskan saat ini petugas akan mencari tahu motif pelaku Pencurian meteran PDAM.

"Kepolisian masih mendalami kasus ini untuk mencari tahu apa yang diambil dari meteran tersebut, dan apakah ada kemungkinan ada oknum orang dalam yang terlibat kami akan berkoordinasi dengan pihak PDAM" ucap Purba.

Sebelumnya Direktur PDAM Tirta Mentaya Sampit, Firdaus Herman Ranggan menduga pelaku mengambil bagian kuningan yang ada di meteran PDAM.

Firdaus mengatakan PDAM dalam sehari menerima 30-40 laporan kehilangan meteran.

"Kamis dan Jumat 1-2 Februari 2024 kami menerima 30-40 laporan kalau tapi itu belum terbaru masih ada laporan masuk yang beluk terhitung karena libur, bisa saja sudah sampai ratusan kehilangan," jelas Firdaus.

Lanjutnya Firdaus mengatakan, keamanan meteran PDAM sudah ketat untuk mencegah pencurian tersebut namun kasus pencurian masih saja terjadi.

"Kami sudah menutup meteran dengan beton tapi betonnya dihancurkan," terang Firdaus.

Firdaus berharap, kepolisian bisa mengungkap kasus ini karena sangat merugikan masyarakat.

"Kalau masyarakat memasang meteran baru harus mengeluarkan uang sekira Rp 400 ribu belum lagi debit air yang terbuang itu pasti sangat merugikan masyarakat dan pihak PDAM," tutur Firdaus.

Hingga saat ini warga masih resah dengan maraknya Pencurian meteran PDAM di Sampit.

Firdaus membeberkan, sejauh ini dirinya tidak pernah mendengar kasus serupa terjadi di Indonesia.

"Mungkin masih ada kasus Pencurian meteran PDAM tapi sehari sampai puluhan laporan setahu saya hanya terjadi di Sampit," kata Firdaus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved