Berita Bartim

Jembatan Bakubung Ampah Hanyut Terbawa Arus, Emak-emak di Bartim Mengaku Sulit ke Pasar Beringin

Hujan lebat mengguyur Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dalam beberapa hari ini membuat Sungai Karau Bartim meluap Jembatan Bakubung hanyut.

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com / Herman Antoni Saputra
Jembatan Bakubung yang juga dikenal dengan sebutan Jembatan Belanda Hanyut terbawa arus akibat Hujan lebat beberapa hari di Bartim, dikeluhkan emak-emak di Bartim atau Barito Timur, Kalteng. 

TRIBUNKALTENG.COM, BARITOTIMUR -  Hujan lebat mengguyur Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dalam beberapa hari ini membuat Sungai Karau Bartim meluap.

Bersamaan dengan itu, Selasa (2/1/2024) Jembatan Bakubung yang juga dikenal dengan sebutan Jembatan Belanda Hanyut terbawa arus sehingga dikeluhkan emak-emak di Bartim atau Barito Timur, Kalteng.

Jembatan Bakubung tersebut terletak dekat Pasar Beringin di Kelurahan Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Hanyut dibawa banjir.

Jembatan bakubung atau Jembatan Belanda yang hanyut tersebut berdampak kepada alat transportasi warga terganggu.

Baca juga: Didirikan Pemerintah Hindia Belanda, Jembatan Bakubung Hanyut Akibat Luapan Sungai Karau Ampah

Baca juga: Hujan Terus Mengguyur Sebabkan Banjir di Kalteng Meluas ke Bartim dan Palangkaraya

Baca juga: Mahasiswa UPR KKN di Bartim, Bersama Polsubsektor Kecamatan, Sosialisasi Anti-Bullying di Desa Paku

Karena selama ini, masyarakat Ampah terkhususnya ibu-ibu memanfaatkna Jembatan Belanda tersebut untuk bepergian ke pasar melewati jembatan tersebut.

Ditemui Tribunkalteng.com seorang ibu bernama Tuti (56) mengatakan kejadian tersebut membuat mereka susah untuk bepergian, karena jembatan Bakubung terputus.

"Sangat mengganggu infrastruktur yang biasa kami lewati, karena Jembatan Bakubung  itu jadi  salah satu akses kami lewati. Terutama dari Gang Bakti ke Pasar Beringin Ampah," kata Tuti, Sabtu (6/1/2023)

Tuti mengatakan sebelum terjadinya  jembatan hanyut tersebut ia yang biasanya hanya perlu jalan kaki selama lima menit namun sekarang ia harus memakai motor memutar.

Hal tersebut yang membuat ia harus menggunakan tenaga ektra untuk ke Pasar Beringin Ampah.

"Ya Semoga saja mas Pemerintah Barito Timur punya solusi untuk membangun kembali jembatan penghubung yanh dulunya ada  jembatan pengganti apa lagi Jembatan Bakubung atau Jembatan Belanda ini ," pungkas Tuti.

Jembatan Bakubung dibangun pada tahun 1928 tersebut memiliki nilai historis bagi masyarakat Barito Timur terkhususnya orang Dayak, karena dibangun pada zaman penjajahan Belanda. 

Kejadian hanyutnya jembatan tersebut dibenarkan oleh Lurah Ampah Davi Pramana.

Davi mengatakan, peristiwa hanyutnya jembatan yang menghubungkan RT 01 dan RT 33 Kelurahan Ampah, Gang Bakti dan Pasar Beringin Ampah terjadi pada Rabu (2/1/2024) sekitar pukul 20.45 WIB. 

Sebelum peritistiwa itu terjadi sempat diguyur hujan deras yang mengakibatkan banjir di aliran sungai Karau di kawasan tersebut.

"Salah satu dampak dari hujan deras yang terjadi selama tiga hari berturut-turut membuat Sungai Kadau meluap dan arus Sungai Karau menjadi deras, sehingga merendam jembatan hingga akhirnya pada malam hari sekitar pukul 20.45 WIB runtuh dan hanyut terbawa arus," kata Davi saat ditemui oleh Tribunkalteng.com, (6/1/2023) kemarin. (*)

 

(Herman Antoni Saputra) 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved