Berita Palangkaraya

Kalteng Masih Dihantui Stunting, Kepala BKKBN Sebut Murung Raya Terbanyak, Gumas Justru Turun

Kalteng masih dihantui kasus stunting, Kepala BKKBN Kalteng sebut Murung Raya paling tinggi dan Gunung Mas justru turun signifikan

Penulis: Anita Widyaningsih | Editor: Sri Mariati
ISTIMEWA
Ibu-ibu menerima bantuan dari program 'Semesta Mencegah Stunting', di Kelurahan Pahandut, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Kasus anak stunting di Bumi Tambun Bungai sepertinya masih menghantui seluruh wilayah. Terbukti masih terdapat kasus hingga saat ini.

Bahkan Kepala BKKBN Kalteng Jeanny Yola Winoka, wilayah Murung Raya, Barito Selatan kasus stunting terbanyak.

Sementara di Gunung Mas angka stunting justru menurun signifikan. Namun sayang dirinya tak secara rinci menyebutkan tinggi atau rendahnya kasus stunting disejumlah daerah tersebut.

Untuk itu tim percepatan penurunan stunting Provinsi Kalimantan Tengah, optimis target penurunan angka stunting di Kalimantan Tengah dapat tercapai.

Baca juga: Pola Asuh Anak dan Rendah Pengetahuan Asupan Gizi, Penyebab Angka Stunting Tinggi di Murung Raya

Baca juga: Tribun Kalteng dan Telkom Serahkan Bantuan Telur Tahap ke-4 Semesta Cegah Stunting di Kota Cantik

Namun melihat kondisi itu, pihaknya optimis melihat lokasi dan fokus dalam penanganan stunting di Kalteng ini hingga ke perdesaan dan kelurahan.

“Dikita itu ada data pemutakhiran pendataan keluarga, di situ kita bisa lihat keluarga-keluarga resiko stunting, bersama Dinas Kesehatan. Data e-pppgbm ini akan menunjukan dimana lokus anak ini tinggal, keluarga ini tinggal, diintevensi,” jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah daerah yang ada di 14 Kabupate/Kota, bergerak cepat untuk menurunkan angka stunting di Kalimantan Tengah.

Hal ini merupan satu di antara indikator penilaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota.

“Lokus stunting terbanyak di Barsel, dan Murung Raya, karena memang kemarin angkanya sangat tinggi. Dan yang paling menurun signifikan itu di Gunung Mas,” jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya juga bekerjasama dengan perguruan tinggi, yaitu Universitas Palangkaraya dan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, untuk melihat apa yang menjadi penyebab stunting dilokus tersebut.

Sehingga dapat diberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota mengenai stunting ini.

Baca juga: Bapak dan Bunda Asuh Stunting di Palangkaraya Harus Berperan Aktif Percepat Penurunan Stunting

Baca juga: Turunkan Angka Stunting di Kota Palangkaraya, Edukasi Juga Menyasar Para Calon Pengantin 

Ia menyebut, permasalahan di kabupaten dengan angka stunting tertinggi sama hal nya dengan di Palangkaraya, yaitu tinggal di Bantaran Sungai. Sehingga air yang digunakan tidak terlalu ideal untuk dikonsumsi.

Selain itu penambah jumlah angka stunting, juga didasari oleh perilaku masyarakat saat hamil dan melahirkan, kurangnya konsumsi makanan bergizi pada dua situasi tersebut juga menjadi satu di antara faktor.

Perkawinan usia anak juga menjadi penyumbang angka stunting, saat ini Jeanny menyebut Provinsi Kalimantan Tengah saat ini menduduki urutan ke 2 di 2023 dengan perkawinan usia anak.

Ia berharap pada 2024, posisi ini akan semakin menurun. Pihaknya juga bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk terus menekan angka pernikahan usia anak ini. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved