Berita Kobar

Dampak Bocah di Mendawai Seberang Tewas Diterkam Buaya, Wisata Susur Sungai Arut Sepi Peminat

Insiden buaya menerkam bocah di Mendawai Seberang, Kobar berdampak pada wisata susur sungai yang sepi peminat lantaran takut

|
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
Ojek kelotok menunggu penumpang di pangkalan, Kampung Sega, Mendawai, Kotawaringin Barat, Rabu (29/11/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PANGKALAN BUN - Insiden buaya menerkam bocah di Mendawai Seberang, Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah (Kalteng), masih membuat masyarakat takut untuk beraktivitas di Sungai Arut.

Hal ini berpengaruh pada Wisata Susur Sungai Arut yang sepi peminat lantaran merasa takut.

Misran (48) ojek kelotok yang biasa mengantar pengunjung menyusuri Sungai Arut Kobar, mengaku pendapatannya berkurang karena saat ini peminat Wisata Susur Sungai Arut hampir tidak ada.

"Kalo sekarang paling menunggu orang untuk menyeberang sungai," ujarnya.

Hampir setiap hari selalu ada pengunjung yang datang untuk menyusuri Sungai Arut.

Pagi sampai siang hari pengunjung yang datang banyak dari kalangan mahasiswa yang ingin bersantai setelah jam kuliah selesai.

Baca juga: BKSDA Pangkalan Bun Kunjungi Keluarga Korban Serangan Buaya, Minta Warga Kurangi Aktifitas di Sungai

Baca juga: Walhi Kalteng Sebut Buaya Serang Manusia, Dampak Lingkungan Rusak Memaksa Predator Cari Habitat Baru

Sore hari biasanya keluarga atau anak muda yang pulang bekerja.

Namun setelah peristiwa buaya menyerang warga beberapa hari yang lalu masyarakat jadi takut untuk susur sungai.

Sepinya peminat Wisata Susur Sungai Arut membuat pendapatan ojek kelotok berkurang drastis.

Sebelum kejadian buaya menyerang warga, pendapatan ojek kelotok bisa sampai Rp 200.000 per hari.

Pendapatan tersebut tidak hanya didapatkan dari mengantar warga untuk menyeberang, tetapi juga mengantar pengunjung menyusuri Sungai Arut.

"Sekarang paling banyak hanya Rp 70.000," jelas Misran.

Harga susur Sungai Arut menyesuaikan lama dan jumlah rombongan pengunjung.

"Paling murah Rp 20.000 dan paling mahal Rp 100.000," tambah Misran.

Misran bercerita setiap hari selalu ada pengunjung Kampung Sega, Mendawai, Kotawaringin Barat yang tertarik untuk menyusuri Sungai Arut.

Baca juga: Waspada Cuaca Esktrem, Warga Kupang Tewas Tersambar Petir di Pantai Bisolo Bersama Anaknya

"Sebenarnya saya memahami situasi ini, karena Saya sebenarnya juga takut," kata Misran.

Saat ini pendapatan ojek kelotok hanya dari warga yang menyeberang. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved