Berita Palangkaraya

Aliansi GEMPAR Desak Ungkap Penembakan Seruyan, Puslabfor Polri Uji Balistik 35 Senjata Pengamanan

Aliansi GEMPAR Peduli Seruyan, turun ke jalan melakukan aksi damai di depan Mapolda Kalteng, Senin (23/10/2023) tuntut penuntasan kasus penembakan.

Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com/pangkan B
Wadirkrimum Polda Kalteng AKBP Devi Firmansyah saat menemui massa Aliansi GEMPAR Peduli Seruyan, Senin (23/10/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Aliansi GEMPAR Peduli Seruyan, turun ke jalan melakukan aksi damai di depan Mapolda Kalteng, Senin (23/10/2023) tuntut penuntasan kasus penembakan.

Massa Gerakan Mahasiswa Palangkaraya  atau Aliansi GEMPAR Peduli Seruyan, kembali turun ke jalan melakukan aksi damai di depan Mapolda Kalteng, Senin (23/10/2023).

Aksi damai Aliansi GEMPAR tersebut merupakan upaya pengawalan kasus penembakan yang terjadi di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

Massa Aliansi GEMPAR mempertanyakan terkait kelanjutan pengungkapan kasus penembakan tersebut dari pihak Polda Kalteng.

Wadirkrimum Polda Kalteng, AKBP Devy Firmansyah memberikan penjelasan terkait kasus yang terjadi di Desa Bangkal, Seruyan.

Baca juga: Karhutla Menurun Jelang Musim Hujan, Pemkab Kotim Turunkan Status Tanggap Jadi Transisi Pemulihan

Baca juga: Tiga Pria Terekam CCTV Aniaya Anggota Polres Tapin di Wisma Amawang HSS,Korban Alami Sejumlah Luka

Baca juga: Karhutla Minim Cuaca Membaik, Sekda Kalteng Sebut UCI MTB di Palangkaraya Digelar November 2023

“Dari awal kasus tersebut kita sudah melakukan penanganan secara konferensif dan menangani masalah dari hulu hingga ke hilir,” terangnya saat menemui massa aksi.

Dirinya menjelaskan pengungkapan kasus tersebut dilakukan dengan metode scientific crime investigation.

“Terkait kasus penembakan yang terjadi atas korban meninggal dunia bernama Gijik (35), memerlukan penanganan yang sangat detail,” terang Wadirkrimum.

Ia mengatakan sudah melibatkan Puslabfor dan melaksanakan uji balistik terkait proyektil yang ditemukan pada tubuh korban.

Hingga saat ini pihaknya pun masih menunggu hasil dari uji baliktik yang sedang dilakukan oleh Mabes Polri.

Dirinya pun menjelaskan bahwa tidak akan bisa menjelaskan hal-hal yang diluar kemampuan, karena masih dalam proses penyelidikan.

“Makanya yang dapat mengungkapkan dalam kasus ini adalah Puslabfor Polri yang sedang melakukan uji balistik,” terang AKBP Devy.

Wadirkrimum Polda Kalteng pun meminta para massa aksi GEMPAR Peduli Seruyan untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan dari Mabes Polri.

Dirinya pun mengatakan bahwa ia tidak dapat menjelaskan dan memastikan kapan hasil dari uji balistik keluar.

“Karena uji balistik memiliki mekanisme yang berbeda dan tidak dipahami oleh pihak kami, serta hanya diketahui oleh pihak Puslabfor,” ujarnya.

“Apa bila hasil uji balistik sudah keluar, saya yakin hasil tersebut akan disampaikan kepada pimpinan,” tambah AKBP Devi.

Massa aksi juga mempertanyakan terkait proyektil yang bersarang pada tubuh korban yang meninggal dunia.

“Pada 12 Oktober 2023, telah dilakukan pengangkatan proyektil dan halbtersebut disaksikan oleh pihak keluarga korban,” terangnya.

Terkait pemeriksaan 45 anggota dan masyarakat, AKBP Devi pun memberikan tanggapan atas pertanyaan tersebut.

Massa Gerakan Mahasiswa Palangkaraya  atau Aliansi GEMPAR Peduli Seruyan, kembali turun ke jalan melakukan aksi damai di depan Mapolda Kalteng, Senin (23/10/2023).
Massa Gerakan Mahasiswa Palangkaraya  atau Aliansi GEMPAR Peduli Seruyan, kembali turun ke jalan melakukan aksi damai di depan Mapolda Kalteng, Senin (23/10/2023). (tribunkalteng.com/pangkan B)

“Tentu kita harus melakukan pemeriksaan kepada masyarakat, untuk mengetahui bagaimana kejadian tersebut,” ujarnya.

Wadirkrimum mengatakan kita melakukan komunikasi tidak bisa satu arah, karena ada masyarakat saat kejadian tersebut terjadi.

“Kita hanya ingin mengetahui seperti apa dan bagaimana kejadian tersebut terjadi, agar informasi berkembang dan tidak bias,” 

Di sini pemeriksaan saksi sebanyak-banyaknya akan memberikan kita referensi  dan membuat terang seperti apa kejadian pada saat itu.

“Hal ini yang masih dalam proses, saat ini dirinya pun tidak bisa memberikan kapan hasilnya keluar. 

Puslabfor pun masih melakukan pemeriksaan uji balistik terhadap senjata yang dipergunakan pada kasus tersebut.

“Saat ini sudah ada 35 senjata yang dilakukan uji balistik, hal tersebut masih dalam pemeriksaan pihak Puslabfor Polri,” tutup AKBP Devi Firmansyah. (*)
 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved