Berita Palangkaraya

Penderita ISPA di Palangkaraya Tercatat Mencapai 16.898 Jiwa, Dinkes Minta Masyarakat Tetap Waspada 

Penderita ISPA di Palangkaraya paling mendominasi di Kota Cantik tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com / devita maulina
Dua warga Palangkaraya saat menggunakan layanan oksigen gratis yang disediakan Dinas Kesehatan untuk mengurangi dampak dari menghirup udara yang tercemar kabut asap. Penderita ISPA di Palangkaraya paling mendominasi di Kota Cantik tersebut dalam beberapa bulan terakhir. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Dinas Kesehatan  atau Dinkes mencatat sudah 16.898  kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas atau ISPA di Palangkaraya yang terjadi sejak Januari hingga pertengahan Oktober 2023.

Penderita ISPA di Palangkaraya paling mendominasi di Kota Cantik tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Tingginya kasus ISPA di Palangkaraya ditenggarai akibat kabut asap imbas dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah tersebut.

Ini, ditambah lagi adanya asap kiriman asap dari kabupaten tetangga yang juga mengalami bencana karhutla.

Namun, dalam kurang lebih sepekan terakhir kasus ISPA di kota tersebut mulai menunjukan tanda-tanda penurunan.

Baca juga: Indeks Standar Pencemaran Udara Atau ISPU Membaik, Tren Kasus ISPA Kotim Bulan Oktober Menurun

Baca juga: Selama Bulan Januari Hingga September 2023, Dinkes Kalteng Mencatat Terdapat 11.334 Kasus ISPA

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pasien ISPA di Sampit, Dinkes Kotim Sediakan Layanan Oksigen Gratis

Kendati, Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta masyarakat tetap waspada dan mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menghindari penyakit ISPA. 

“Kalau melihat data pada minggu ke 40 dan 41 memang ada penurunan kasus ISPA, tapi masih terlalu dini untuk menilai sekarang karena kondisinya masih fluktuatif,” ujarnya, Selasa (17/10/2023).

Disebutkan, bahwa kasus ISPA pada minggu ke 40 ada 778 kasus, sedangkan minggu ke 41 ada 498 kasus namun jumlah ini bisa bertambah karena minggu ke 41 masih berjalan. 

Penunurunan kasus ISPA ini pun diduga ada korelasi dengan kondisi kabut asap yang belakangan nampak berkurang.

Namun, menurut Andjar masih terlalu dini untuk menyimpulkan penurunan kabut asap, sebab kondisinya masih fluktuatif dan karhutla pun masih terjadi di wilayah Palangkaraya.

“Kita tunggu dulu 2 hingga 3 minggu kedepan. Tidak menutup kemungkinan akan meningkat kembali, maka dari itu masyarakat diimbau untuk tetap waspada,” imbaunya.

Adapun, berdasarkan data Dinkes Palangkaraya sejak Januari hingga pertengahan Oktober 2023 ini, sudah ada 16.898 kasus ISPA di Kota Palangkaraya.

Untuk data per bulannya dimulai dari Januari 2291 kasus, Februrari 1890 kasus, Maret 1936 kasus, April 2007 kasus, Mei 894 kasus, Juni 898 kasus, Juli 629 kasus, Agustus 1740 kasus, September 2675 kasus, dan Oktober sejauh ini sudah ada 1938 kasus.

Dalam upaya menekan peningkatan kasus ISPA di Palangkaraya, Dinkes melalui fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), baik itu Puskesmas, Pustu, dan Rumah Sakit, telah memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Termasuk pembagian masker dan membuka posko layanan oksigen gratis. Masyarakat pun diimbau agar bisa memanfaatkan dengan baik layanan kesehatan yang telah disediakan untuk menghindari maupun mengurangi dampak kabut asap pada kesehatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved