Berita Kotim
Indeks Standar Pencemaran Udara Atau ISPU Membaik, Tren Kasus ISPA Kotim Bulan Oktober Menurun
ISPU Membaik di Kotim berdampak pada terjadinya tren penurunan penderita infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA di Kotim.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Indeks standar pencemaran udara atau ISPU Membaik Kotim membaik berdampak pada terjadinya tren penurunan penderita infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA Kotim.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nugroho Kuncoro Yudho menyampaikan, penurunan kasus ISPA Kotim terjadi seiring dengan mulai membaiknya Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU Membaik di Kotim
Meski kini, ISPU Membaik di Kotim masih berada pada kategori tidak sehat, tapi masih lebih baik dari sebelumnya yang sempat masuk dalam kategori berbahaya.
"Untuk kasus ISPA dalam beberapa minggu terakhir sudah ada tren penurunan. Kondisi ini bisa terlihat dari minggu ke-39 tahun 2023," kata Nugroho, Senin (16/10/2023).
Baca juga: Potensi Hujan Minim, Pemkab Kotim Kembali Perpanjang Status Tanggap Darurat Kahurtla Selama 7 Hari
Baca juga: Kabid Humas Tegaskan, Mutasi Kapolda Kalteng Tak Ada Kaitannya Dengan Permasalahan di Seruyan
Baca juga: Geruduk Markas Polda, Massa Gempar Tegaskan Tolak Mutasi dan Inginkan Pencopotan Kapolda Kalteng
Ia menjelaskan, untuk mengukur tren penurunan kasus ISPA ini bisa dilihat dari minggu ke-39 tahun 2023 atau pekan terakhir bulan September, yakni 888 kasus.
Kemudian, pada minggu ke-40 atau pekan pertama Oktober jumlahnya menurun sekira 58 angka dengan total 830 kasus.
Lalu, kembali menurun pada minggu ke-41 atau pekan kedua Oktober kembali turun ke 704 kasus dengan selisih 126 kasus dibanding pekan sebelumnya.
"Ada pun untuk sebaran kasusnya masih tinggi di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, tpai itu pun sudah sepertiga dari sebelumnya. Ada beberapa kecamatan lain yang meningkat tapi tidak signifikan," lanjutnya.
Kendati, tren ISPA sudah menunjukan penurunan namun pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penyakit tersebut.
Karena kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kotim masih fluktuatif. Seperti yang diberitakan sebelumnya, faktor utama yang menyebabkan kasus ISPA Kotim meningkat adalah maraknya karhutla yang berimbas pada kabut asap dan jelaga yang menyelimuti wilayah tersebut.
Ia mengimbau agar masyarakat, khususnya bagi yang banyak beraktivitas atau bekerja di luar ruangan untuk menggunakan masker, sebab dari data ISPA Kotim mayoritas yang terpapar berada di usia produktif.
Ia juga mengimbau, masyarakat lebih memperhatian makanan yang dikonsumsi. Menjaga asupan gizi yang seimbang, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Serta, segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila mengalami demam, pilek, atau pegal-pegal.
Supaya upaya pengobatan bisa secepatnya dilakukan, sebelum kondisi kesehatan kian memburuk. (*)
Kabar Duka, Makam Ayah dan Anak Berdampingan Pasca Kecelakaan di Samuda Kotim Kalteng |
![]() |
---|
Penjaga Malam di Baamang Kotim Ditetapkan Tersangka Kasus Pengrusakan |
![]() |
---|
Isak Tangis Keluarga Pecah saat Pemakaman Zaki Ramadhan, Bocah Korban Kecelakaan di Samuda Kotim |
![]() |
---|
Muhammad Zaki Ramadhan, Bocah Korban Kecelakaan di Samuda Meninggal Dunia usai Dirawat Intensif |
![]() |
---|
Berita Populer Kotim: Damkar Serba Bisa, RDP Sengketa Lahan hingga Maling Terekam CCTV |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.