Berita Kotim

Diguyur 3 Hari Hotspot di Kotim Turun Drastis Hingga Tak Ada Titik, BMKG Ingatkan Masih Kemarau

BMKG Kotim Stasiun Haji Asan Sampit mencatat sebaran titik panas atau hotspot di Kotim, mengalami penurunan drastis 3 hari usai diguyur hujan

Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Devita Maulina
Kepala BMKG Kotim Musuhayana menyampaikan terkait perkembangan jumlah hotspot di Kotim, Senin (18/9/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPITBMKG Kotim Stasiun Haji Asan Sampit mencatat sebaran titik panas atau Hotspot di Kotim, mengalami penurunan drastis dalam sepekan terakhir sejak dimulainya musim kemarau.

Jumlah hotspot yang sempat menembus 487 titik pada awal September, namun pada 17 September 2023 kemarin angka hotspot dinyatakan nol alias nihil.

“Memang secara umum terdapat penurunan drastis terkait jumlah hotspot karena adanya hujan selama 3 hari dari 12 hingga 17 kemarin. Yang paling signifikan pada 17, sehingga hotspot pun nihil,” kata Kepala BMKG Kotim Musuhanaya, Senin (18/9/2023).

Ia menjelaskan, adanya hujan menyebabkan lapisan tanah di permukaan menjadi lembab dan basah, sehingga kemunculan Hotspot di Kotim pun berkurang. Padahal, sebelumnya angka Hotspot di Kotim tembus ratusan titik per hari.

Baca juga: 5 Hari Jelang Pilkades di Kotim Desa Tumbang Keminting Batal Ikut, Masuki Tahap Pengecekan Logistik

Baca juga: Hujan Guyur Palangkaraya Disertai Guntur, Warga Berharap Karhutla Padam Udara Bersih dari Asap

Penurunan angka hotspot ini bisa terlihat dari 13 September dengan 5 hotspot, 14 September 3 hotspot, 15 September 5 hotspot, 16 September 7 hotspot dan 17 September nihil.

Selain hujan, berdasarkan pantauan pihaknya tren penurunan hotspot ini disebabkan banyaknya cakupan awan, sehingga satelit tidak bisa mendeteksi atau memonitor keberadaan hotspot.

Adapun, terkait hujan yang mengguyur Kotim selama beberapa hari menurutnya itu dikarenakan anomali atau gangguan cuaca saja. Karena dari prakiraan BMKG Kotim saat ini masih diliputi musim kemarau.

Hujan lebat mengguyur wilayah Kotim membuat titik hotspot berkurang selama 3 hari terakhir ini.
Hujan lebat mengguyur wilayah Kotim membuat titik hotspot berkurang selama 3 hari terakhir ini. (Tribunkalteng.com/Devita Maulina)

“Adanya hujan beberapa hari yang lalu bukan berarti peralihan musim. Kita sementara ini masih pada kategori musim kemarau, hal ini juga bisa dilihat dari prakiraan hujan dalam 7 hari ke depan,” ujarnya.

Ia menyampaikan, prakiraan curah hujan dalam 7 hari ke depan menunjukan bahwa pada tanggal 18 hingga 20 September masih ada potensi hujan intensitas ringan hingga berawan di wilayah utara dan tengah Kotim, sementara wilayah selatan masih harus waspada potensi kebakaran.

Kemudian, pada 21 hingga 24 September prakiraan cuaca cerah hingga berawan dengan tingkat kemudahan kebakarannya mencapai level merah atau sangat mudah terbakar, meliputi seluruh wilayah Kotim.

Baca juga: Puncak Kemarau Diperkirakan September 2023 Ini, Cegah Karhutla Meluas Polda Kalteng Bentuk Satgas

Baca juga: Karhutla di Kalteng Marak, Ternyata Alasan Pelaku Membakar Lahan Karena Hemat Biaya dan Efisien

Sehingga, masyarakat diminta untuk tetap waspada, karena potensi kebakaran hutan dan lahan masih membayangi. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved