Petani Palangkaraya Saat Kemarau

Omzet Lebah Madu Kelulut di Kalampangan Palangkaraya Juga Turun 50 Persen di Musim Kemarau

Omzet usaha budi daya lebah madu kelulut dan apis mallifera di Kelurahan Kalampangan, Palangkaraya menurun 50 persen saat musim kemarau

|
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Lidia Wati
Pengelola budidaya Borneo Mallifera Elisabeth Feby Melianasari, saat ditemui di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau Palangkaraya,Rabu (6/9/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Musim kemarau yang cukup panjang di tahun ini tak hanya berdampak akan terjadinya Karhutla di Palangkaraya, namun juga pada sektor lainnya.

Salah satunya adalah usaha budi daya lebah madu kelulut dan apis mallifera. Borneo Mallifera merupakan budi daya lebah madu, berada di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau Palangkaraya.

Semenjak musim kemarau penghasilan budi daya lebah madu kelulut dan apis mallifera menurun.

Madu kelulut dibanding dengan madu lainnya, madu kelulut memiliki beberapa keunggulan.

Seperti memiliki kadar air yang lebih tinggi, memiliki kandungan anti oksidan tinggi, serta total karbohidrat yang lebih rendah.

Pengelola budidaya Borneo Mallifera Elisabeth Feby Melianasari mengatakan, semenjak musim kemarau penghasilan budi daya lebah madu menurun drastis.

"Jadi dalam satu bulan penghasilan dari budi daya madu kelulut dan apis mallifera biasanya mencapai omzet Rp 50 juta perbulan, namun saat ini hanya Rp 25 juta perbulan," katanya.

Baca juga: Gelar Festival Madu Rawa Gambut, Pembudidaya Kalteng Perlu Perhatian Pemerintah Kambangkan Usaha

Baca juga: Madu Kelulut Palangkaraya Sudah Merambah Singapura, Sekali Panen Sampai 200 Liter

Ia mengungkapkan, madu yang dihasilkan lebah lumayan menurun saat musim kemarau karena lebah tidak bisa mencari makanan karena ada asap.

"Jadi madunya sekarang lebih sedikit dibanding saat belum memasuki musim kemarau," katanya.

Berdasarkan pantauan lebah madu yang ada di budaya Borneo Mallifera tersebut ada yang sudah dikemas ke dalam botol memiliki harganya masing-masing yaitu mulai dari harga Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.

Tempa budi daya lebah madu kelulut yang dikembangbiakan oleh Borneo Mallifera di Kelurahan Kalampangan, Palangkaraya, Rabu (6/9/2023).
Tempa budi daya lebah madu kelulut yang dikembangbiakan oleh Borneo Mallifera di Kelurahan Kalampangan, Palangkaraya, Rabu (6/9/2023). (Tribunkalteng.com/Lidia Wati)

"Jadi madu ini selain menjual madu dengan botol kami juga mengembangkan madu ini menjadi minuman yang disajikan kepada para pengunjung" katanya.

Dalam Borneo Mallifera tersebut, mereka menyajikan berbagai olahan minuman yang terbuat dari madu.

Ia mengungkapkan selain minuman, pihaknya juga akan mencoba mengelola madu tersebut menjadi permen.

Baca juga: Konsumsi Ramuan Daun Pepaya, Jahe, Madu dan Jeruk Nipis Obati Omicron? Ini Kata Ahli Obat Herbal

Baca juga: Beruang Madu Liar Tiga Kali Nyasar ke Permukiman Warga di Jalan Setiaji Lingkar Luar Sampit

Budi daya madu kelulut ini kita mulai dari tahun 2017, untuk budi daya apis mallifera kita mulai dari 2014," tandasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved