Berita Kotim

Suka-Duka Petugas BPBD Kotim Dalam Memadamkan Kebakaran Lahan, Pergi Pagi Pulang Pagi

Tidak mudah menjalankan tugas sebagai petugas BPBD Kotim saat menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini marak.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
IST / BPBD Kotim
Petugas BPBD Kotim berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jalan Lingkar Utara Kota Sampit. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Tidak mudah menjalankan tugas sebagai petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah  atau BPBD Kotim saat menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini marak.

Betapa tidak, kapan pun dibutuhkan petugas BPBD Kotim ini harus siap,  meskipun mereka harus pergi pagi pulang pagi.

Butuh kekuatan fisik dan psikis yang tinggi untuk menjalankan pekerjaan berisiko memadamkan si jago merah untuk Anggota BPBD Kotim dalam memadamkan api.

Tak jarang, belum selesai memadamkan satu lokasi mereka sudah mendapat laporan karhutla di lokasi lainnya.

Belum lagi berbagai kendala yang dihadapi ketika bertugas di lapangan, mulai dari minimnya sumber air di tengah musim kemarau hingga titik api yang berada jauh di tengah hutan.

Baca juga: Gempa Terkini Magnitudo 5,0 SR Senin 21 Agustus 2023, Baru Saja Guncang Ruteng Manggaraiu NTT

Baca juga: Kotim Zona Hitam Peredaran Narkotika di Kalteng, Bupati Segera Bentuk Badan Narkotika Kabupaten

Baca juga: Kemarau Disertai Asap Rentan Penyakit, Dinkes Kota Palangkaraya Edukasi Masyarakat Jaga Kesehatan 

Setidaknya itulah yang dirasakan Miji, salah seorang petugas BPBD Kotim.“Namanya bertugas di lapangan banyak suka dukanya. Kendala pun banyak, seperti sumber air dan titik api yang lumayan jauh. Pernah jaraknya hampir 300 meter dari tepi jalan, kami harus membawa peralatan berjalan kaki dan itu cukup berat. Tapi semua itu kami hadapi karena sudah menjadi tanggung jawab kami,” ucapnya, Senin (21/08/2023).

Disamping itu, kendala kurangnya personel pun sangat terasa kala kepungan karhutla. Seperti yang terjadi pada Minggu (20/08/2023) kemarin, saat itu hanya tersisa dua personel yang standby di kantor BPBD Kotim, sedangkan yang lain bertugas memadamkan karhutla.

Namun, tiba-tiba kembali masuk laporkan karhutla di Jalan Pramuka, Sampit, yang tak jauh dari permukiman warga.

Kalau sudah begitu, mau tidak mau ia bersama rekannya harus segera turun ke lokasi meski hanya berdua, karena dikhawatirkan karhutla merambat ke rumah warga.

Tiba di lokasi karhutla yang cukup besar itu, pihaknya pun meminta bantuan warga untuk melakukan pemadaman. Kondisi seperti ini pun tak hanya sekali terjadi.

Pernah juga, pihaknya harus memadamkan kebakaran di sejumlah titik dari pagi sampai pukul 2 dini hari.

Kebetulan lokasi karhutla waktu itu pun berada di kawasan permukiman, Jalan Bumi Raya 2, sehingga tindakan pemadaman harus maksimal.

Dikarenakan lahan di Kotim didomininasi lahan gambut yang cukup sulit dipadamkan apabila terbakar dan api bisa kembali muncul jika pemadaman tidak maksimal sampai ke dalam tanah.

“Makanya, ketika musim seperti ini kami tidur pun rasanya tidak tenang. Kalau memang kondisi urgent, walaupun tengah malam kami harus berangkat,” ujarnya.

Miji mengatakan, sebagai petugas BPBD mereka harus bersiaga selama 24 jam setiap hari. Tak jarang, walau sudah tengah malam ia harus berangkat dari rumahnya di Kecamatan Kotabesi, sekira 45 menit perjalanan ke Kantor BPBD Kotim, apabila ada panggilan bertugas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved