Berita Kotim
Sejak Bulan Januari Hingga Juni 2023, BPBD Kotim Catat Luas Lahan Terbakar Capai 103,54 Hektare
Sejak Bulan Januari hingga Juni 2023, BPBD Kotim menatat luas lahan yang terbakar mencapai 103,54 hektare.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Sejak Bulan Januari hingga Juni 2023, BPBD Kotim menatat luas lahan yang terbakar mencapai 103,54 hektare.
Puluhan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim mencatat setidaknya 103,54 hektare lahan telah terbakar selama periode tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam K Anwar menyebutkan, kasus karhutla semakin meningkat seiring dengan dimulainya musim kemarau. Terlebih fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan dan meningkatkan potensi karhutla.
“Data dari awal tahun sampai 30 Juni, luas lahan yang terjadi karhutla kurang lebih sekira 103,54 hektare. Berdasarkan data itu hampir 56 persennya terjadi di wilayah perkotaan,” bebernya.
Baca juga: Kapolda Kalteng dan Danrem 102 Panju Panjung, Patroli Terpadu di Lokasi Kericuhan di PT BJAP Seruyan
Baca juga: Pemadaman Karhutla Terbantu Hujan Alami, BPBD Kotim Manfaatkan Waktu Perbaiki Armada Damkar
Baca juga: Kebakaran Lahan Dekati Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Sudah 44 Kali Karhutla 30 Ha Terbakar
Lanjutnya, seratus hektare lebih luas lahan yang terbakar tersebut merupakan akumulasi dari 59 kejadian karhutla. Meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (MBK), Baamang, Teluk Sampit, dan Cempaga.
“Yang paling banyak itu terjadi di Kecamatan MBK lalu menyusul Teluk Sampit. Sebenarnya, yang kami takutkan adalah wilayah Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, dan Mentaya Hilir Utara, tapi kejadian disana masih kosong. Kami berharap kondisi ini dapat dipertahankan oleh pihak kecamatan melalui aparat desa dan satuan terkecil,” tuturnya.
Namun, tak semua kejadian bisa pihaknya tangani karena terkendala akses menuju titik api. Tepatnya, dari 59 kejadian 40 bisa ditangani BPBD, sedangkan 19 sisanya ada yang ditangani oleh masyarakat atau unsur kecamatan setempat dan ada pula yang padam dengan bantuan hujan.
Dalam hal ini, pihaknya mengapresiasi peran serta masyarakat dalam mengatasi karhutla dan diharapkan pihak kecamatan hingga desa terus memberikan edukasi atau pemahaman bagi masyarakatnya terkait dampak dari karhutla, sehingga bisa dicegah dan ditanggulangi bersama-sama.

Multazam menambahkan, dampak yang paling ditakutkan dari karhutla tersebut bukan hanya pada api atau kebakarannya, tapi asap yang ditimbulkan setelahnya.
Kotim pun sudah pernah mengalami masa kelam akibat dampak dari kabut asap yang berimbas pada banyak sektor, di antaranya kesehatan, pendidikan, perekonomian, dan lain-lain.
Dalam mencegah hal tersebut terulang kembali, perlu kerja sama seluruh elemen masyarakat tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah saja.
“Terkait asap ini yang mengganggu kualitas udara, kami berharap teman-teman dari satuan lain yang menangani kualitas udara juga harus memberikan perhatian, karena indikator itu menjadi acuan kita bisa bernafas dengan bebas atau tidak di luar,” pintanya. (*)
Pencarian Penumpang KM Dharma Rucitra VI di Perairan Kotim Terkendala Gelombang Tinggi |
![]() |
---|
Perempuan 32 Tahun di Sampit Kalteng Ditangkap Polisi, Kedapatan Bawa Sabu 10,24 Gram |
![]() |
---|
Disdik Liburkan 4 Sekolah saat Aksi Solidaritas DPRD Kotim pada 1 September 2025 |
![]() |
---|
Demo di Sampit Kalteng, Aliansi Rakyat Sipil Gelar Aksi Damai DPRD Kotim |
![]() |
---|
ABK asal Pemalang Jateng yang Hilang Akhirnya Ditemukan di Sungai Kampung Teluk Tewah Kotim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.