Kabar Dayak
Tujuan Babukung di Ritual Tiwah, Tarian Upacara Kematian Khas Dayak Kalteng yang Menggunakan Luha
Babukung merupakan tarian yang terdapat di upacara kematian khas Dayak Kalteng yang menggunakan Luha atau Topeng Sababuka.
Penulis: Nor Aina | Editor: Nia Kurniawan
TRIBUNKALTENG.COM - Berikut ini tujuan Babukung yang ada di ritual Tiwah khas Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ya, Babukung merupakan tarian yang terdapat di upacara kematian khas Dayak Kalteng yang menggunakan Luha atau Topeng Sababuka.
Nah, Luha atau Topeng Sababuka yang kerap digunakan untuk upacara kematian ini memiliki karakter imajinasi maupun karakter hewan tertentu.
Tarian Babukung biasa digelar saat mengiringi upacara penguburan, bisa juga sebelum mayat dikubur, maupun ketika ada upacara Tiwah.
Baca juga: Khasiat Kenta Makanan Turun-temurun Khas Dayak Kalteng Berbahan Dasar Ketan
Baca juga: Asal Usul Tari Kenyah Mandau Khas Dayak Kalimantan Tengah, Punya Unsur Seni Perang dan Teatrikal
Babukung merupakan tarian upacara kematian khas Dayak Kalteng, sementara Bukung adalah penarinya.
Tarian Bukung sendiri dilakukan dengan di-iringi musik khas suku Dayak.
Babukung yang merupakan produk seni asli nenek moyang yang ada di Bumi Kalimantan.
Tarian ini mempunyai nilai historis bermuatan filosofis dan spiritual yang sangat tinggi.
Ritual Babukung ini bertujuan untuk menghalau dan menyerap roh jahat di lingkungan sekitar.
Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu perjalanan arwah yang baru saja meninggal ataupun arwah yang sedang di-Tiwah-kan.
Pada tarian Babukung sendiri terdapat variasi kesenian di dalamnya seperti seni rupa topeng, tata busana, bahkan ada pula unsur seni teater.
Setiap gerakan Bukung bergantung pada Luha, sehingga gerakannya sangat bervariatif.
Topeng yang digunakan pada umumnya mempunyai karakter yang bermacam-macam.
Misalnya karakter hewan seperti burung, kelelawar, kupu-kupu, owa-owa, hingga hewan imajiner naga.
Setiap topeng atau Luha dipercaya mengandung makna dan manifestasi dari roh leluhur.
Topeng Babukung dipercaya mampu berkomunikasi dengan leluhur dan menghalau roh roh jahat.
Bukung Kambe (Bukung Hantu) merupakan salah satu Luha yang dipercaya mempunyai kekuatan yang sangat besar dan mampu menangkap banyak roh-roh jahat ketika ada upacara kematian.
Di dalam tarian Babukung, ada beberapa Luha yang diritualkan lebih dahulu sebelum digunakan, karena memang sangat disakralkan.
Tarian Bukung Besar harus didoakan melalui semacam ritual yang dipimpin oleh Mantir (pemuka agama Kaharingan).
Para penari Bukung pun sangat berhati-hati dalam menarikan tarian Bukung.
Dimana sikap dan penampilan tarian akan berbeda-beda tergantung pada siapa yang meninggal.
Apabila orang yang meninggal adalah orang yang sangat dihormati, maka tarian dilakukan dalam jangka waktu cukup lama, biasanya sampai 31 hari.
Seiring berkembangnya zaman, tari Babukung kini tak hanya untuk upacara Tiwah.
Melainkan tarian Babukung ini juga kerap ditampilkan di Festival Budaya Isen Mulang yang diselenggarakan di setiap tahunnya. (*)
(Tribunkalteng.com/Nor Aina)
Babukung
Ritual Tiwah
Tarian Upacara Kematian
Dayak
Kalimantan Tengah
Tribunkalteng.com
Topeng Sababuka
Profil Panglima Jilah Pimpinan Pasukan Merah Dayak yang Mengecam Insiden Tewasnya Warga di Seruyan |
![]() |
---|
Ciri Khas Upacara Ngadatu, Ritual Orang Meninggal Dunia yang Tak Wajar di Masyarakat Dayak Kalteng |
![]() |
---|
Tradisi Hambai Angkat Khas Dayak Kalteng, Upacara Mengesahkan Anak Angkat Menjadi Kandung |
![]() |
---|
Syarat Upacara Manawur Sahut, Ritual Meminta Keselamatan Bagi Masyarakat Dayak Ngaju Kalteng |
![]() |
---|
Ciri Ritual Balian Balaku Untung, Upacara Memohon Berkah Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.