Berita Kobar

Permintaan Meningkat, Pengrajin Sedotan Purun di Desa Pangkalan Durin Kotawaringin Barat Kewalahan

Peminat sedotan Purun asal Desa Pangkalan Durin, Desa Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat makin diminati.

Penulis: Danang Ristiantoro | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com / Danang Ristiantoro
Pak Ismail saat menunjukkan Sedotan Purun hasil produksinya. Peminat sedotan Purun asal Desa Pangkalan Durin, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat makin diminati. 

TRIBUNKALTENG.COM, PANGKALAN BUN -Peminat sedotan Purun asal Desa Pangkalan Durin, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat makin diminati.

Permintaan sedotan Purun tersebut semakin meningkat, sehingga membuat pengrajin sedotan Purun asal Desa Pangkalan Durin, Desa Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), kewalahan memenuhi permintaan pembeli.

Pengolahan sedotan purun skala UMKM milik Ismail yang mulai beroperasi sejak tahun 2019 tersebut, saat ini hanya mampu memenuhi permintaan sebanyak 100 ribu dalam sebulan.

"Saat ini permintaan semakin banyak, sebenarnya kita diminta 1 bulan produksi 500 ribu sedotan. Tapi belum bisa memenuhi, dan hanya mampu mengikat Kontrak 100 ribu sedotan dalam 1 bulan," kata Ismail, Jumat (27/1/2023).

Baca juga: 300 Rumah Warga di 9 RT Desa Panjaratan Pelaihari Terendam, Warga Jadikan Kelotok Tampat Istirahat

Baca juga: Ditarget Medali Dalam Porprov Kalteng 2023 di Sampit, Atlet Cabor Drumband Kobar Mulai Diseleksi

Baca juga: Enam Orang Sedang Asyik Tenggak Minuman Beralkohol Dibekuk, Terjaring Operasi Pekat Polres HST

Ismail mengungkapkan, saat ini ia melayani permintaan dari pembeli wilayah Kalimantan Tengah dan sampai Pulau Jawa, yaitu Kota Palangka Raya dan Surabaya.

"Permintaan ke Palangka Raya itu katanya mau dikirim ke Jepang, karena mereka sudah pernah mengikuti pameran di sana (Jepang.red). Lalu dari Surabaya mereka akan di kirim ke Australia," kata Ismail saat dibincangi pada Jumat (27/1/2023).

Dijelaskannya, bahwa untuk memenuhi permintaan pembeli yang cukup banyak, ia terkendala pada tenaga dan juga modalnya.

Saat ini, ia hanya dibantu dengan empat orang termasuk istrinya, dan mampu memproduksi sebanyak 2 ribu sampai 3 ribu sedotan purun dalam sehari, atau dengan target 100 ribu per bulan.

"Pekerja ini saya minta bantu warga sekitar saja dan karena memang kita baru mampu produksi 100 ribu dalam 1 bulan," sebutnya.

Untuk harganya sendiri per sedotan dibandrol dengan harga Rp 180 rupiah, dan penjualanya per pack yaitu isi 100 biji dengan harga Rp 18 ribu rupiah.

Melihat potensi yang besar dari produksi sedotan Purun, beberapa pihak dari pemerintah Kecamatan dan pemerintah daerah, telah mendorong dan membantu usahanya agar memiliki legalitas untuk dapat mengekspor produknya sendiri.

"Saat ini masih dalam proses izin, sementara ini dari izin kesehatannya sudah ada dan masih ada beberapa administrasi lainnya yang masih belum," ungkapnya.

Adapun proses pembuatannya, yaitu dimulai dari pemilihan Purun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

"Jadi Purun disortir dulu, kalau terlalu tua atau terlalu muda itu nanti saat dijemur akan mengeriput, jadi harus yang sedang. Kemudian, diameter lubangnya 0,5 MM keatas," tuturnya.

seditan pangkalan lada
Tampak Sedotan Purun hasil karya warga kobar yang makin diminati sehingga pengrajinnya kewalahan layani pelanggan. Tribunkalteng.com / Danang Ristiantoro

Selanjutnya, Purun dibersihkan lalu potong sesuai permintaan, misalnya 25 - 20 CM. Lalu bersihkan lubang dengan ruji atau kawat yang dililit benang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved