Berita Kotim
Karhutla di Kotim, Terpantau 83 Hotspot dan 10 Hektare Lahan Terbakar di Kecamatan Teluk Sampit
Karhutla di Kotim, seiring berkurangnya curah hujan membuat meningkatnya titik hotspot mencapai 83 dari sebelumnya 75 titik, 10 hektare lahan terbakar
Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Karhutla di Kotim, seiring berkurangnya curah hujan membuat meningkatnya jumlah titik hotspot dalam beberapa hari terakhir,
Tercatat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) titik hotspot mencapai 83 dari sebelumnya 75 titik.
Kondisi ini pun menandakan potensi terjadinya karhutla mulai meningkat. Dibuktikan dengan terjadinya kebakaran lahan seluas 10 hektare di Kecamatan Teluk Sampit para Rabu (28/9/2022) kemarin.
“Memang benar kemarin ada karhutla, awalnya diketahui oleh anggota KPHP Palangkaraya yang kebetulan bermarkas di Teluk Sampit, mereka melapor ke Manggala Agni dan setelah dicek benar ada kebakaran, kemudian laporan itupun diteruskan ke BPBD,” kata Rihel, Kepala Pelaksana BPBD Kotim, ketika dikonfirmasi, Kamis (29/9/2022).
Ia melanjutkan, setelah mendapat laporan tersebut pihaknya langsung mengerahkan personel BPBD dibantu anggota Manggala Agni, Pospol, dan karyawan perusahaan setempat untuk memadamkan si jago merah.
Baca juga: Meski Dikepung Banjir, Pemkab Kotim Masih Pertahankan Status Siaga Darurat Karhutla
Upaya ini sempat terkendala karena lokasinya yang jauh dari sumber air, sekitar 500 meter dari jalan raya. Meski begitu, api berhasil dijinakan.
“Lokasi yang terbakar itu mendekati perbatasan antara Kabupaten Kotim dan Seruyan, masuk ke dalam area lahan sekitar 500 meter dari jalan, tapi masih bisa dilalui kendaraan mobil maupun motor, jadi armada pemadam kami masih bisa masuk,” jelasnya.
Ia meyakini kebakaran yang terjadi di Kecamatan Teluk Sampit ini merupakan ulah manusia. Namun, ia belum dapat memastikan tujuan dari pelaku membakar lahan tersebut.
Sebab, biasanya lahan yang dibakar merupakan lahan gambut atau lahan pertanian dengan tujuan agar memudahkan proses tanam.
Namun, yang dibakar kali ini merupakan lahan berpasir. Untuk mengetahui motif pelaku, pihaknya dibantu Pospol setempat akan terus memantau sekitar lokasi kebakaran.
Karena biasanya pelaku atau pemilik lahan akan kembali ke lokasi untuk mengecek kondisi lahannya.
Pada kesempatan ini, Rihel kembali mengimbau seluruh masyarakat agar tidak lagi membakar lahan dengan alasan apapun, termasuk untuk membuka lahan pertanian. Karena risikonya sangat besar.
Baca juga: Karhutla di Palangkaraya, 8,25 Hektare Lahan Terbakar, 3 Kecamatan Paling Tinggi Kasus Karhutla
Berpotensi menyebabkan kebakaran meluas dan dampak asap yang menyebar kemana-mana yang kemudian berdampak pada banyak sektor, seperti kesehatan, pendidikan, bahkan transportasi.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar, karena dampaknya sangat besar bagi kita semua,” ucapnya.

Ia menambahkan, walaupun sebagian wilayah Kotim dilanda banjir, bukan berarti potensi karhutla hilang sepenuhnya.