Berita Kotim

Jumlah Penumpang Kapal Laut di Sampit Turun Pasca Penyesuaian Tarif Imbas Kenaikan BBM

Terjadi penurunan jumlah penumpang pasca adanya penyesuaian tarif imbas kenaikan disektor pelayaran di Kota Sampit dampak naiknya BBM oleh pemerintah

Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Devita Maulina
Jumlah penumpang kapal mengalami penurunan di Pelabuhan Kota Sampit dampak kenaikan harga BBM oleh pemerintah. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Usaha disektor pelayaran di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mengalami kelesuan beberapa waktu terakhir.

Terjadi penurunan jumlah penumpang pasca adanya penyesuaian tarif imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kondisi ini dirasakan oleh salah satu operator pelayaran di Kota Sampit, PT Dharma Lautan Utama (DLU).

Manajer PT DLU Cabang Sampit, Hendrik Sugiharto, menyebutkan penurunan jumlah penumpang 40 persen lebih dibanding sebelum adanya penyesuaian tarif.

“Dampaknya pada animo masyarakat sangat tinggi. Dengan adanya penyesuaian tarif ini, sepertinya masyarakat juga lebih banyak pertimbangan untuk bepergian, dalam hal ini sehubungan dengan transportasi laut,” tuturnya, Senin (19/9/2022).

Hendrik menjelaskan, per 12 September 2022 lalu manajemen PT DLU pusat telah memberlakukan tarif baru dengan kenaikan antara 12,5 persen hingga 13 persen dari tarif sebelumnya.

Baca juga: Ruang Kelas SMPN 3 Sampit Terbakar, Diduga Akibat Kelalaian Pelajar Saat Praktek Membuat Briket

Kebijakan ini diambil sebagai upaya penyesuaian dengan adanya kenaikan harga BBM yang diterapkan pemerintah sejak Sabtu (3/9/2022) lalu.

Untuk rincian perubahan harga tiket kapal dari PT DLU Cabang Sampit antara lain, untuk rute Sampit-Semarang dari yang awalnya Rp 250 ribu menjadi Rp 295 ribu per penumpang, lalu untuk rute Sampit-Surabaya dari Rp 245 ribu menjadi Rp 290 ribu per penumpang.

“Penyesuaian tarif ini tidak bisa kami hindari, karena BBM merupakan komponen penting dalam operasional. Kalau harga BBM naik otomatis biaya operasional juga naik, maka dari itu perlu ada penyesuaian tarif,” jelasnya.

Namun, buntut dari penyesuaian tarif ini adalah menurunnya jumlah penumpang kapal hingga lebih dari 40 persen dari biasanya.

Jika sebelumnya pada hari normal pihaknya bisa mengangkut 350-400 penumpang, namun dalam keberangkatan kapal belakangan ini jumlah penumpang kapal lauthanya berkisar 150-250 orang saja.

“Kalau biasanya jumlah penumpang kita rata-rata 60 persen dari kapasitas kapal, tapi sekarang jauh sekali. Jika sebelumnya jumlah penumpang kapal laut 350-400 orang, sejauh ini hanya 150-250 orang saja,” bebernya.

Ia menambahkan, kondisi ini diperparah dengan adanya aturan dari pemerintah yang mewajibkan vaksinasi booster atau swab PCR bagi para calon penumpang. Sementara, ketersediaan vaksin di Kotim terbatas, sehingga masyarakat pun kesulitan untuk mendapatkan vaksin.

Sedangkan, untuk swab PCR artinya ada biaya tambahan di luar biaya tiket yang membebani calon penumpang kapal laut.

Baca juga: Banjir di Kotim Kalteng Mulai Surut, Tersisa 16 Desa yang Masih Terendam Air

Baca juga: Akses Jalan Kecamatan Parenggean Putus Diterjang Banjir, Pemkab Kotim Bangun Jembatan Sementara

Kendati demikian, ia optimis kondisi ini hanya sementara. Masyarakat hanya membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan tarif baru yang diterapkan.

Di samping itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya calon penumpang kapal laut, terkait perubahan tarif ini

“Semoga dengan sosialisasi yang kami lakukan pelanggan bisa mendapat informasi yang jelas. Dan animo masyarakat juga masih banyak menggunakan transportasi laut,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved