Kotim Habaring Hurung
Ada-Ada Saja, Terima Bantuan Sembako Warga Terdampak Banjir di Kotim Malah Minta Pil KB
Ibu-ibu warga yang terdampak banjir di Dusun Padas Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean, selain bantuan sembako yang diterima juga minta Pil KB
Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kejadian unik dialami Wakil Bupati (Wabup) Kotawaringin Timur (Kotim), Irawati ketika menyalurkan bantuan paket sembako dan vitamin untuk warga yang terdampak banjir di Dusun Padas Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean.
Lantaran ibu-ibu rumah tangga yang menerima bantuan sembako, kala itu kompak menyuarakan permintaan kepada pemerintah, agar memberikan bantuan pil KB atau pil kontrasepsi hormonal untuk menunda kehamilan.
“Kalau sembako kami memang perlu tapi kami juga perlu bantuan lainnya, salah satunya pil KB. Harap maklum, kalau kondisi seperti ini kami sulit untuk kemana-mana jadi lebih banyak aktivitas dalam rumah,” kelakar Erlinawati, warga RT 06 Dusun Padas, Minggu (11/9/2022).
Ia menyampaikan permintaan tersebut langsung kepada Wabup Kotim sambil tersenyum malu-malu sembari mendapat sorakan dari warga lainnya.
Selain itu, ia menjelaskan selama banjir ini mereka kesulitan untuk mendapatkan penghasilan karena mata pencaharian mereka terganggu.
Pasalnya, sebagian warga disana berprofesi sebagai nelayan, sedangkan kondisi banjir seperti saat ini membuat hasil tangkapan menurun drastis.
Sehingga untuk membeli kebutuhan pokok saja sudah pas-pasan, apalagi untuk membeli alat kontrasepsi di apotek maupun puskesmas.

“Banjir begini sulit untuk bekerja, kami lebih banyak di rumah. Suami juga begitu, makanya kami perlu pil KB supaya tidak kebobolan (hamil),” pungkasnya.
Permintaan warga itupun disambut positif oleh Wabup yang segera memanggil petugas medis yang turut serta dalam rombongannya untuk menanyakan persediaan pil KB.
Namun, sayangnya saat itu petugas medis hanya membawa obat-obatan untuk mengatasi gatal, diare, dan lain-lain yang biasanya dibutuhkan oleh korban banjir.
Kendati demikian, Irawati berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk menyalurkan bantuan yang diminta oleh warga setempat.
Disamping itu, warga juga mengeluhkan penyakit gatal yang mulai menyerang, khususnya terhadap anak-anak.
Akan tetapi hal ini segera ditangani oleh petugas medis dan mengimbau masyarakat, terutama para ibu untuk tidak memandikan anak-anak menggunakan air banjir.
Ditemui di tempat berbeda, Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi, menjelaskan untuk obat dan alat kontrasepsi ini sebenarnya bukan ranah Dinkes, melainkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kotim yang disalurkan ke masyarakat melalui puskesmas.
Dengan demikian, pihaknya tidak mengetahui pasti stok yang tersedia untuk obat dan alat kontrasepsi.
Akan tetapi, jika memang dibutuhkan pihaknya siap menyurati DP3AP2KB untuk meminta tambahan alokasi pil KB untuk dibagikan kepada warga yang terdampak banjir.
“Obat-obatan KB itu disediakan oleh DP3AP2KB lalu didroping melalui puskesmas sesuai kebutuhan. Tapi jika memang kebutuhan lapangan meningkat kami akan bersurat ke dinas tersebut untuk meminta pasokan tambahan,” jelasnya. (*)