Kotim Habaring Hurung
Pendamping PKH di Kotim Bantu KPM Bangkit dari Kemiskinan dengan Mengolah Kelapa Menjadi Minyak
Pendamping PKH di Kecamatan Teluk Sampit, Kotim membantu mengentas kemiskinan di wilayah tersebut, contohnya manfaatkan kelapa diolah jadi minyak
Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan kepanjangan tangan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
Hal ini pun yang dilakukan oleh Zulfikar bersama rekannya Rizal, selaku Pendamping PKH di Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Dengan mengukur potensi sumber daya alam (SDA) yang ada di wilayah tersebut, berupa buah kelapa.
Ia mengajak keluarga penerima manfaat (KMP) untuk berkembang dan bangkit dari kemiskinan. Buah kelapa yang dijual murah diolah menjadi minyak yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
“Saya melakukan ini supaya KPM-KPM disana punya pekerjaan, jadi tidak hanya menerima bantuan dari pemerintah. Tapi bisa melihat dan memanfaatkan potensi yang ada,” ucap Zulfikar kepada Tribunkalteng.com, Kamis (11/8/2022).
Ide untuk mengolah kelapa menjadi minyak ini muncul dari rasa prihatinnya setelah mengetahui harga kelapa yang begitu rendah di pasaran lokal.
Padahal, di wilayah yang ditanganinya kelapa ini merupakan komoditas unggulan masyarakat setempat.
Untuk satu buah kelapa biasa dibandrol dengan harga Rp 1.000, sedangkan setelah diolah menjadi minyak goreng harganya meningkat menjadi Rp 50.000 per liter atau Rp 5.000 per buah kelapa. Karena untuk mendapatkan 1 liter minyak goreng dibutuhkan sekitar 10 buah kelapa.
Selain itu, mereka juga mengolah minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) yang memiliki nilai jual lebih mahal, sampai ratusan ribu rupiah per liter.
Karena khasiatnya yang beragam, tak hanya untuk konsumsi tapi juga bahan kosmetik.
“Saya ingin agar kelapa ini mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi, karena tentu akan berdampak positif bagi para petani dan warga disana. Minimal mereka ada penghasilan tambahan untuk menyekolahkan anak-anaknya,” tuturnya.
Ia melanjutkan, tak hanya minyak ia juga sempat mencoba mengolah bagian dari kelapa, seperti sabut dan batok, untuk menjadi suatu kerajinan bernilai seni dan arang yang juga memiliki nilai ekonomi.
Akan tetapi ia memilih untuk fokus pada pengolahan minyak terlebih dahulu, setelah usaha itu sukses maka ia berniat mengembangkan di bidang lainnya.
Adapun, upaya yang dilakukan ini ia akui merupakan bagian dari penerapan modul Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang terdapat pada PKH.
Bertujuan agar KPM atau masyarakat miskin dapat menciptakan usaha mandiri dan mengelola keuangan yang berujung pada penurunan tingkat kemiskinan.
