Berita Palangkaraya

Radio Kalaweit Berhenti Mengudara, Netizen Ungkapkan Kesedihan dan Terimakasih

Kabar mengejutkan bagi pendengar setia radio kalaweit, pasalnya sudah final akan ditutup, berhenti melakukan siaran per 1 Juni 2022 mendatang

Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ghorby Sugianto
Manajer Radio Kalaweit, Willyus Tinus. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Kabar mengejutkan bagi pendengar setia radio kalaweit, pasalnya sudah final akan ditutup, berhenti melakukan siaran di gelombang 99,1 FM per 1 Juni 2022 mendatang.

Setelah 19 tahun mengudara menemani segala jenis aktivitas masyarakat. Dari mulai masak, cuci baju, mengerjakan tugas kuliah hingga perjalanan saat di mobil.

"Kok sedih dengarnya, soalnya tiap masak di dapur atau mencuci baju pasti dengar radio kalaweit," komentar akun Yeni Ekasari Sagala di akun instagram Infoplk.

"Salah satu stasiun radio favorit zaman SMP. Suka stay tuned di Kalaweit, solanya sering banget putar lagu barat temani latihan bahasa inggrisku. Update banget chart musiknya, suka juga ada lagu jadul tiap sore. Terimakasih Kalaweit sudah temanin masa SMP ku," tambah komentar dengan akun Riska Yulia Antyta Bahat.

Ya, zaman-zaman keemasan media elektronik radio berjaya pada tahun 2000an. Kalangan masyarakat gemar mendengar radio dari kalangan orang remaja, muda hingga dewasa.

Namun perkembangan teknologi dan penurunan pendengar radio dinilai tidak efektif untuk mengudara kembali dan beban operasional terlalu besar.

Baca juga: Radio Kalaweit Palangkaraya 19 Tahun Mengudara Untuk Pelestarian Lingkungan, Kini Pamit Undur Diri

Sehingga Manajer radio kalaweit Willyus Tinus, resmi menutup atas instruksi pimpinannya mengumumkan berhentinya mengudara per tanggal 1 Juni 2022.

"Tahun 2019 kami mencoba untuk menggabungkan siaran radio juga melalui youtube. Namun itu berat. Jadi owner sudah memutuskan untuk tutup," kata Willyus Tinus, Kamis (12/5/2022).

Banyak kenangan selama perjalanan radio kalaweit hingga saat ini. Dari seringnya pemancar sinyal yang disambar petir membuat para kru penyiar bingung.

Hingga para fans pendengar setia radio kalaweit kerap membawakan kue atau makananan di markasnya Jalan Pinus, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Banyak suka duka, saya dari awal tahun 2003 berdiri sudah di sini. Dari seringnya pemancar disambar petir hingga para fans antar kue di sini," beber Willyus Tinus.

Baca juga: Kisah Chanee Kalaweit Nikahi Perempuan Dayak, Dari Losmen Kecil Hingga Hidup Bersama di Tengah Hutan

Mengenakan kaos bewarna hijau, dia mengungkapkan perasaan berat saat radio kalaweit akan ditutup dengan mata yang meyiratkan banyak kenangan.

Pria yang berkepala pelontos ini juga belum tahu kedepannya, apakah beralih full ke media sosial atau seperti apa, menunggu keputusan ownernya.

"Untuk sementara para pendengar setia dapat melihat chanel youtube maupun instagram Kalaweit dulu mengenai isu lingkungan," ungkapnya.

Sementara itu, kantor radio kalaweit menurutnya sudah ada pihak yang tertarik. Kemungkinan besar akan dijual. Gelombang siar 99,1 FM akan tetap ada dengan nama baru dan pemilik baru.

Baca juga: 118 Burung Gagal Diselundupkan dari Kalteng, Dilepasliarkan di Bukit Kalaweit Tangkiling

Sedangkan untuk Willyus Tinus karena akan berhentinya mengudara radio kalaweit, dia akan tetap kembali ke Yayasan Kalaweit.

"Tetap mendengarkan radio meskipun Kalaweit tidak hadir kembali. Dan tetap ikuti youtubenya Sany mengenai isu lingkungan. Semoga radio kalaweit dapat membuat generasi baru yang peduli akan lingkungan," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved