Berita Palangkaraya
Radio Kalaweit Palangkaraya 19 Tahun Mengudara Untuk Pelestarian Lingkungan, Kini Pamit Undur Diri
Radio Kalaweit per tanggal 1 Juni 2022 undur diri dari pendengar setianya.
Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Radio Kalaweit per tanggal 1 Juni 2022 undur diri dari pendengar setianya.
Setelah 19 tahun menyuarakan siaran di gelombang siar 99,1 FM yang mempunyai segmentasi spesialis pelestarian lingkungan.
Berdiri tahun 2003, dimana era siaran radio saat itu masih digandrungi masyarakat.
Namun kini perkembangan teknologi dan media sosial yang begitu cepat membuat Radio Kalaweit memilih keputusan yang menohok bagi penikmat siaran radio khususnya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Keputusan final terkait penutupan Radio Kalaweit ini disampaikan oleh Manajernya langsung, Willyus Tinus saat dijumpai di kantornya, jalan Pinus, Palangkaraya, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: Jalan Rajawali Simpang Hiu Putih Rusak, Warga Bersama TNI dan Polri Gotong Royong Memperbaiki
Baca juga: Perampokan Money Changer di Singkawang, Warga Sekitar TKP Mengaku Tidak Mengetahui Saat Kejadian
Baca juga: Perampokan Rp 310 Juta di Cabang Money Changer Singkawang, Terduga Pelakunya Kacabnya Sendiri
Menurutnya, Radio Kalaweit berhenti mengudara sudah dicanangkan beberapa tahun lalu, namun saat ini keputusan tersebut sudah final. Setelah berbagai upaya dicoba untuk tetap eksis dan berkembang.
"Tahun 2019 kami mencoba untuk menggabungkan siaran radio juga melalui youtube. Namun itu berat. Jadi owner sudah memutuskan untuk tutup," kata Willyus Tinus.
Tantangan saat ini yang mereka hadapi merupakan media sosial yang cepat, mudah dan tidak perlu mengeluarkan ongkos yang tinggi untuk menyuarakan isu lingkungan.
Selain itu, pendengar radio sudah mulai turun, beralih ke media sosial dan beberapa media yang mempunyai jangkauan global. "Dari situlah, bos (Sani) menilai sudah tidak efektif lagi. Lebih baik online," tambahnya.
Menilik sejarah Radio Kalaweit menyuarakan isu pelestarian lingkungan, Willyus Tinus mengatakan jika yayasan yang menaunginya juga bergelut di lingkungan dan Owner merupakan aktivis lingkungan.
Membuat Radio Kalaweit seirama dari latar belakang tersebut. Selain itu Kalteng yang merupakan paru-paru dunia dengan kekayaan hutan, fauna dan satwanya.
Menyiarkan dari pukul kisaran 06.00 - 01.00 WIB dini hari. Jika online 24 jam non stop. "Isu lingkungan tidak setiap saat disuarakan, karena pendengar pasti bosan. Jadi, berapa detik pasti ada selingan itu namun konsisten," jelasnya.
Tentu tutupnya Radio Kalaweit yang biasanya menemani aktivitas masyarakat ini berat bagi Willyus Tinus yang dari awal berdiri sudah berjuang membesarkan Radio tersebut.
"Bagi kami berat juga, karena dari awal berdiri sudah bersama-sama berjuang mendedikasikan diri menyuarakan siaran radio Kalaweit, meskipun pasti ada suka dan dukanya," ucapnya.
Pria berkepala pelotos dan berkacamata ini juga mengaku tidak sia-sia selama 19 tahun bersama Radio Kalaweit. Karena melihat banyak orang yang senang dengan karya-karya Radio Kalaweit.
Hal itu merupakan kesan yang paling berkesan tersendiri bagi Willyus Tinus. Meskipun baginya semuanya berkesan.
"Tetap mendengarkan radio meskipun Kalaweit tidak hadir kembali. Dan tetap ikuti youtubenya Sany mengenai isu lingkungan. Semoga Radio Kalaweit dapat membuat generasi baru yang peduli akan lingkungan," pungkasnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/pimpinan-kalaweit-radio-palangkaraya.jpg)