Kisah Hidup
Kisah Memilukan Ayah Terpaksa Curi HP Demi Sekolah Online Anak yang Kasusnya Dihentikan Jaksa
Dia terpaksa mencuri HP orang lain agar anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) bisa mengikuti sekolah online
RC bercerita, setiap hari dari hasil jualan minuman di Alun-alun Taman Merdeka itu sekitar Rp70 ribu saja.
Bahkan saat masa Covid-19 selama dua tahun, RC dan istrinya gigit jari.
Itulah masa-masa mereka hidup kepayahan dengan penghasilan tak lebih dari Rp10 ribu per hari.
Kini, RC dan istrinya berjuang menghidupi empat anaknya dari hasil dagang sebagai PKL.
"Parkir setop dulu, nunggu tenang," ujarnya tersenyum tipis.
Setiap bulan, RC harus membayar biaya kontrakan Rp 350 ribu, ditambah biaya kebutuhan hidup anak-anak Rp 50 ribu per hari.
Itu belum keperluan makan dan minum serta sekolah anak-anak mereka.
"Sabar saja," sahut istri RC.
Istri RC hari itu berjalan kaki dari rumah kontrakan ke alun-alun untuk berjualan dari siang sampai pukul 22.00.
Tak jarang istri RC mengeluh sakit pinggang dan kepala pusing, mungkin karena keletihan.
Di tempat terpisah, Ketua RT 02 di Kecamatan Gerunggang, Fitriyah mengakui RC adalah warga di lingkungannya.
Hanya saja, secara administratif RC belum tercatat di RT yang dipimpinnya.
"Yang kami tahu kerjanya buruh harian lepas, kemarin juga sempat saya daftarkan untuk dapatkan bantuan karena memang kurang mampu. Tapi untuk detailnya saya kurang tahu pasti," ujar Fitriyah.
Dia menilai kelakuan RC di lingkungannya cukup baik meski jarang berkumpul dengan tetangga.
Ibu ketua RT ini menyebutkan tidak pernah terdengar RC melakukan tindak kejahatan.