KPK Temukan Penjara Besi Berisi Pekerja Sawit di Rumah Tersangka Korupsi, Diduga Ada Penyiksaan
Tragisnya lagi di dalam kerangkeng besi di rumah Bupati Langkat itu terdapat sejumlah pekerja yang mengaku pekerja perkebunan sawit
TRIBUNKALTENG.COM - Temuan mengejutkan diperoleh tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menggeledah rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara, Terbit Rencana Peranginangin.
Yakni, ditemukannya kerangkeng besi atau semacam penjara di dalam rumah Bupati Langkat yang berstatus tersangka korupsi itu.
Tragisnya lagi di dalam kerangkeng besi atau penjara di rumah Bupati Langkat itu terdapat sejumlah pekerja yang mengaku pekerja perkebunan sawit.
Para pekerja yang ditemukan dalam penjara itu dalam kondisi babak belur dan luka, diduga karena penyiksaan.
Baca juga: Tebak Siapa Dia? Perempuan Muda, Milenial, Cantik, Politisi Partai Besar dan Tersangka Korupsi
Baca juga: OTT oleh KPK, Ini Biodata & Profil Lengkap Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Masud
Baca juga: Siapa Ubedilah Badrun, Aktivis 98 yang Laporkan Gibran & Kaesang ke KPK? Dulu Ditangkap karena Demo
Kuat dugaan, para pekerja ini sengaja disiksa Terbit Rencana Peranginangin dan kroninya, sebagai bentuk dari perbudakan modern.
Penanggung Jawab Migrant Care, Anis Hidayah menyebut bahwa penjara yang ada di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin adalah tempat rehabilitasi narkob, hanyalah modus.
Kenyataannya, penjara itu digunakan untuk menyiksa para pekerja perkebunan sawit.
Dari hasil penelusuran Migrant Care, suda ada 40 orang pekerja yang ditahan di penjara pribadi Terbit Rencana Peranginangin.
Mereka semua disiksa sedemikian rupa, lalu dipaksa bekerja selama 10 jam.
"Ada dua sel di dalam rumah Bupati yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja setelah mereka bekerja," ungkap Anis, usai melapor di Komnas HAM, Senin (24/1/2022).
Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin baru saja ditangkap KPK karena dugaan kasus suap fee proyek infrastruktur.
Dari informasi yang diterima oleh penyintas dari Migrant Care, penjara khusus itu berada di belakang rumah Terbit Rencana Peranginangin.
"Yang kami terima itu ada 20 laporan," kata Badriyah, dari Migrant Care, Minggu (23/1/2022) malam, seperti dikutip dari Tribun Medan (Tribun Network).
Migrant Care juga mengajak semua pihak untuk sama-sama memantau masalah dugaan perbudakan modern ini.
Dalih sel rehabilitasi pengguna narkoba