Mural Dayak

Ternyata Ini Makna Mural Dayak di Bawah Jembatan Kahayan Palangkaraya

Lukisan dinding atau mural Ksatria Dayak dan penari perempuan dengan beckgraound naga menarik perhatian warga

Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
Pangkan Bangel
Mural atau lukisan dinding di oprit bawah Jembatan Kahayan menarik perhatian warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk diabadikan dalam foto, Rabu (22/9/2021) 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Lukisan dinding atau mural seorang Kesatria Dayak dan penari berpakaian khas Dayak dengan background naga pada oprit Jembatan Kahayan menarik perhatian banyak orang.

Makna mural berupa Kasiak Tambun dan Balian Dadas pada oprit jembatan Kahayan, Kota Palangkaraya, KalImantan Tengah tersebut belum banyak yang mengetahui.

Warga yang kerap datang ke bawah Jembatan Kahayan  hanya bisa melihat keindahan Mural dan menjadikannya spot foto.

Karena mural yang menampilkan Kasiak Tambun (keperkasaan), Balian Dadas (Peminim), dan seekor naga itu terlihat sangat indah.

Nuansa adat tampak kental menggambarkan mural tersebut.

Baca juga: Wisata Kalteng, Taman Pasok Kameloh Palangkaraya Mempercantik Jembatan Kahayan

Baca juga: Wisata Kota Plus Kuliner di Bawah Jembatan Kahayan Palangkaraya, Lihat Videonya

Baca juga: Bercirikan Motif Khas Kalteng, Jembatan Kahayan Ikon Kota Kebanggaan Warga Palangkaraya

Mural Kasiak Tambun yang memegang Mandau dengan Perisai Talawang, menyimbolkan kejantanan dan keperkasaan Ksatria Dayak.

“Gambar pria menyimbolkan perlindungan,” ujar pelukis mural, Pebruarison Lampang kepada wartawan Tribunkalteng.com, Rabu (22/9/2021).

Mahkota pria pada mural, terdapat kepala dan bulu burung enggang atau tingang yang pada bagian badan menggunakan rompi kulit.

Celana bewarna hitam dan kain bewarna kuning, hijau, dan merah terikat dipinggang.

Juga tampak tato yang melingkar di bagian lengan berwarna hitam pada mural.

Mural naga berada di tengah digambarkan dari Kasiak Tambun, yang berarti, “keganasan naga”.

“Naga ini diartikan sebagai penguasa tanah, dan mahkota burung tingang adalah penguasa langit,” ungkap Pebruarison Lampang.

Kemudian, ada mural Balian Dadas yang disimbolkan sebagai sosok feminin.

Mahkota bunga pada kepala, kemben dengan motif putih di bagian dada mural Balian Dadas.

Rok yang digunakan bewarna merah dengan motif putih. Kain berwarna merah, putih, hijau dan hitam diikat di pinggang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved