Kisah Pilu PPKM, Suami Istri Terpaksa Jual Panci, Rice Cooker dan Speaker untuk Bisa Beli Beras
Kisah pilu PPKM, suami istri terpaksa menjual panci, rice cooker dan speaker untuk beli beras dan jajan anak
Kondisi itu membuat Novi Sovianti dan suaminya pun kian sulit.
Apalagi di keluarganya tidak ada satupun yang memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, sedangkan suaminya hanya buruh serabutan.
"Sekarang suami juga bisa kerja kalau ada yang nyuruh saja, karena dia bisa nyetir, jadi bisa menjadi sopir," ucap Novi.
Akibat kesulitan perekonomian itu, Novi Sovianti harus menjual peralatan rumah tangga mulai dari pakaian, seperti panci, helm, rice cooker hingga yang teranyar menjual speaker yang dipajang di media sosial Facebook.
"Jual rice cooker Rp 5 ribu ke tukang rongsok, kalau speaker Rp 50 ribu, uangnya buat beli beras dan jajan anak-anak. Makannya saya nangis kalau anak minta jajan. Saya juga malu karena sering dikirim beras sama saudara," ujarnya.
Meski perekonomiannya sudah berada di ujung tanduk, ironisnya lagi, keluarga ini belum pernah mendapatkan uluran bantuan apapun dari pemerintah karena salah satu masalahnya adalah masalah domisili.
Sebab meskipun ia dan keluarganya sudah dua tahun tinggal di Cisarua, Bandung Barat, tapi Kartu Keluarganya (KK) masih berdomisili di Kota Cimahi.
"Bantuan nggak ada selama pandemi Covid-19, katanya harus bikin surat pindah," kata Novi Sovianti.
Rencananya untuk ke depan, ia bakal menjual rumah yang saat ini ditinggalinya selama dua tahun terakhir.
Novi dan keluarganya akan tinggali kembali di Kota Cimahi untuk mencari peluang mendapatkan pundi-pundi rupiah.
"Mau pindah lagi ke Cimahi karena kalau di sana bisa jualan atau apa yang penting bisa melanjutkan hidup," ujarnya.
Semoga ada dermawan yang mau mengulurkan tangan untuk membantu pasangan suami istri ini. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kisah Pilu Suami Istri di Bandung, Jual Perabotan Demi Bisa Makan : Sedih Kalau Anak Minta Jajan