Hari Kartini 2021
Penderitaan Putra RA Kartini, RM Soesalit Yatim Piatu Sejak Umur 8 Tahun dan Pangkat Diturunkan
Mengenang RA Kartini, tidak bisa melupakan penderitaan putranya, RM Soesalit Djojodiningrat yang yatim piatu sejak umur 8 tahun dan pangkat diturunkan
Terakhir dia akan berbicara Bahasa Jawa ngoko bukan kromo inggil pada suaminya untuk menegaskan bahwa seorang istri harus sederajat.
Semua syarat yang diajukan Kartini diterima oleh Joyodiningrat.
Baca juga: Bantuan Korban Bencana NTT Hanya 1 Kg Beras, 1 Telur dan 1 Mie Instan: Ini Penghinaan bagi Kami
Baca juga: Ini Dia Chef Baru Presiden Jokowi Selama Ramadhan, Masih Muda, Kuliah di Singapura dan Hobi Masak
Selain karena pemikirannya yang modern, Kartini ternyata sosok yang dikagumi mendiang istri Joyodiningrat, Sukarmilah.
Sebelum meninggal sang istri berpesan agar Joyodiningrat menikah dengan Kartini.
Setelah menikah, Kartini mendukung langkah suaminya memberantas candu yang bertentangan dengan anggota Dewan Hindia.
Kartini tutup usia pada 17 September 1904, empat hari setelah melahirkan putra pertama sekaligus anak terakhirnya, RM Soesalit Djojoadhiningrat.
Wafat diusia 25 tahun, Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah.
Raden Mas atau RM Soesalit Djojoadhiningrat lahir di Rembang, Jawa Tengah, 13 September 1904.
Nama Soesalit merupakan akronim kalimat dalam bahasa Jawa "susah naliko alit” (susah di waktu kecil) dikarenakan tidak pernah mengenal ibunya.
Ketika Soesalit berusia 6 tahun, sang ayah Ario Djojodiningrat menyusul menghadap Sang Pencipta.
Soesalit yang sudah tak punya ibu dan ayah di usia muda itu kemudian diurus oleh kakak tiri tertuanya Abdulkarnen Djojoadiningrat.
Mulai dari urusan sekolah hingga pekerjaan.
Abdulkarnen nantinya memangku jabatan sebagai Bupati Rembang menggantikan ayahnya.
RM Soesalit Djojoadhiningrat bersekolah di Europe Lager School (ELS), sekolah elit untuk anak Eropa dan pembesar pribumi.
Kartini pun dulu bersekolah di tempat tersebut sebelum akhirnya 'ditarik pulang' untuk dipingit.