Techno

Iklan Google Setop Intip Riwayat Browsing Pengguna Demi Jaga Privasi

Google untuk tak lagi memakai cookie pihak ketiga disebut berkaitan dengan meningkatnya kekhawatiran soal privasi

Editor: Anjar
Google
Tampilan laman utama Google di www.google.com yang minimalis.Iklan Google Setop Intip Riwayat Browsing Pengguna Demi Jaga Privasi 

TRIBUNKALTENG.COM - Kebijakan privasi Google kembali ditegaskan. Raksasa internet itu tahun lalu menyatakan akan meninggalkan metode tracking iklan dengan cookie pihak ketiga di jejaring iklannya dan peramban Chrome.

Pekan ini, raksasa internet itu kembali menegaskan komitmen tersebut.

Dilansir Banjarmasinpost.co.id dari Kompas.com, alasan Google untuk tak lagi memakai cookie pihak ketiga disebut berkaitan dengan meningkatnya kekhawatiran soal privasi dan penggunaan data pribadi dari orang-orang di internet.

"Jika periklanan digital tidak berkembang untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, maka kami mempertaruhkan masa depan web yang bebas dan terbuka," ujar David Temkin, Director of Product Management, Ads Privacy and Trust Google, dalam blog resmi Google.

Baca juga: Oppo Reno5 Marvel Avengers Edition Segera Dijual di Indonesia

Baca juga: Wabah Corona Kalteng, Pengunjung THM di Sampit Belum Mentaati Protokol Kesehatan

Cookie sendiri adalah kode kecil yang dikirimkan oleh website ke perangkat pengguna untuk memonitor dan mengingat informasi tentang aktivitas pengguna itu di situs yang bersangkutan, misalnya isi keranjang belanja di situs e-commerce dan data login akun.

Nah, pengiklan menggunakan cookie pihak ketiga untuk membangun profil tentang seorang pengguna dengan mengamati riwayatnya berselancar di internet, termasuk situs-situs yang dikunjungi.

Google Doodle Hari Kemerdekaan RI 2020
Google Doodle Hari Kemerdekaan RI 2020 (Google.co.id)

Dengan begini, pengiklan bisa mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi ketertarikan orang tersebut dan bisa menyodorkan konten promosi yang tepat sasaran.

Menurut Temkin, di industri iklan digital saat ini, data pengguna saling dibagikan oleh ribuan perusahaan. "Biasanya (data pengguna itu) diperoleh dari cookie pihak ketiga," ujar Temkin.

Sebagai bagian dari upayanya meninggalkan cookie pihak ketiga, peramban Chrome juga akan mulai memblokir third party cookies mulai 2022 mendatang. Peramban lain seperti Safari dan Firefox sudah lebih dulu melakukan hal ini sejak bertahun-tahun lalu.

Masih melacak pengguna mobile

Kendati berkomitmen menghapus dukungan cookie, bukan berarti Google akan berhenti mengintip aktivitas pengguna di internet sama sekali.

Google masih akan melacak, tapi bukan dengan mengandalkan cookie, melainkan lewat hal lain seperti inisiatif "Privacy Sandbox" yang bertujuan memungkinkan targeting iklan web sambil tetap menjaga privasi pengguna di level individu.

Baca juga: Wisata Kalsel, Ada Sejak Dua Tahun Silam, Warga Tidak Menyangka Banyak Didatangi Masyarakat

Baca juga: Kebakaran Kalsel, Kios Milik Solihin Nyaris Terbakar, Sempat DisaKe atroni Dua Orang Tak Dikenal

Dari Privacy Sandbox, lahirlah apa yang disebut dengan Federated Learning of Cohorts (FLoC). FLoC merupakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) yang berfungsi mengelompokkan pengguna yang memiliki pola penjelajahan serupa.

Jadi, dengan teknologi FLoC, pengiklan akan menargetkan iklan miliknya ke kelompok dengan minat yang sama, bukan ke pengguna individu. "FLoC dapat mencegah pelacakan individu namun tetap memberikan hasil untuk pengiklan dan penerbit," lanjut Temkin.

Google pun masih akan tetap mengumpulkan data yang dikumpulkan secara "first party", yakni dari layanan-layanan Google sendiri seperti YouTube dan Search. Demikian pula tracker Google di aplikasi-aplikasi mobile, yang masih akan tetap melacak pengguna.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved