Soal Wacana Larangan Celana Cingkrang dan Cadar bagi PNS, ''Tidak Ada Hubungan''
Wacana pelarangan pemakaian celana cingkrang dan cadar di lingkungan kantor pemerintah, mendapatreaksi dari bebepara Aparatur Sipil Negara (ASN) atau
TRIBUNKALTENG.COM - Wacana pelarangan pemakaian celana cingkrang dan cadar di lingkungan kantor pemerintah, mendapatreaksi dari bebepara Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Aceh dan Banten.
Sebelumnya wacana pelarangan celana cingkrang dan cadar diusulkan oleh Menteri Agama, Fachrul Razi.
Meiriana, seorang ASN di Aceh mengaku lebih memilih untuk menggunakan cadar, seperti dilansir oleh BBC Indonesia, Jumat, (1/10/2019).
"Jika harus memilih antara [menjadi] Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan cadar, maka saya memilih menggunakan cadar," kata Meiriana.
"Ini merupakan sunah Rasul, dan saya sudah menggunakan cadar selama lebih dari 10 tahun," tambah Meiriana.
• Menteri Agama Bicara Soal Larangan PNS Pakai Celana Cingkrang dan Cadar, Bukan Ukuran Ketakwaan
• AS Roma Vs Napoli di Liga Italia Malam Ini, Berikut Jadwal Siaran Bola Liga Spanyol dan Liga Inggris
• Satu Tersangka Buron Kerusuhan Wamena Tertangkap, Masih Ada 3 DPO
Meiriana adalah seorang Staf Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Banda Aceh.
Ia menyatakan bahwa penggunaan atribut pakaian seperti cadar dan celana cingkrang adalah pilihan yang menurutnya ia pakai untuk memenuhi ajaran agama.
Meiriana menambahkan bahwa cadar dan celana cingkrang tidak ada hubungan dengan keamanan nasional.
"Masalah radikalisme adalah masalah ideologi, bukan masalah cadar atau celana cingkrang. Jadi saya mengecam pernyataan menteri agama," kata Meiriana.
Senada dengan Meiriana, seorang ASN, Marzuki yang bekerja di Dinas Satpol Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (WH), - sebuah lembaga yang mengawasi pelaksanaan syariat Islam - di Aceh, menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara celana cingkrang dan urusan radikalisme atau keamanan nasional.
Menurut Marzuki hal tersebut dilakukan karena Sunah Rasul dan dianjurkan agama.
"Orang-orang radikal itu yang bermasalah adalah ideologinya bukan pakaiannya. Menggunakan celana cingkrang memudahkan kita menjaga pakaian dari najis," kata Marzuki, yang menggunakan celana cingkrang.
Tidak Ada Hubungan
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, Faisal Ali, memberi pernyataan serupa.
Menurutnya, hukum dibuat dari rakyat untuk rakyat dan segala sesuatu butuh diteliti dan didiskusikan terlebih dahulu dengan baik.