Kini Jadi Tersangka, dari Tukang Semir hingga Buruh Galian Pasir Pernah Dijalani JR Saragih

Beberapa lama bekerja memeras keringat dengan menambang pasir, JR Saragih mendapat tawaran bekerja paruh waktu di Pusat Primer Koperasi Mabes TNI AD.

Editor: Mustain Khaitami
KOMPAS.com / Mei Leandha
JR Saragih dinyatakan tak memenuhi syarat untuk maju menjadi calon gubernur Sumatera Utara, Senin (12/2/2018). (KOMPAS.com / Mei Leandha) 

Baca: UU MD3 Diberlakukan, Perkap Disiapkan untuk Pemanggilan Paksa

Tidak ada bangunan yang didirikan. Padahal keluarganya dan masyarakat menjual lahan itu ke pemerintah karena berharap terjadinya percepatan pembangunan.

JR Saragih kemudian memutuskan maju dalam Pilkada Simalungun tahun 2010. Bersama wakilnya, Hj. Nuriaty Damanik, JR Saragih terpilih dengan meraih 148.977 suara dari total 384.420 suara sah.

Pada pilkada serentak tahun 2015, JR Saragih kembali terpilih dengan Amran Sinaga sebagai wakilnya. Pada periode kedua ini, JR berhasil meraih 120.625 suara (34,69%). Mengalahkan empat pasangan lainnya. JR Saragih-Amran Sinaga mengusung visi “Terwujudnya Masyarakat dan Kabupaten Simalungun Yang Mandiri, Tenteram dan Berseri” (Mantab).

JR Saragih masuk ke Partai Demokrat karena kekagumannya pada sosok Presiden ke-6 RI, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

JR Saragih menilai SBY adalah figur yang bersih, cerdas, dan santun. JR Saragih belajar banyak dari figur SBY bagaimana bersikap santun dan tenang sebagai pemimpin untuk mengambil keputusan. 

Partai Demokrat adalah partai pertama JR Saragih karena ia memang mengidolakan SBY sejak lama.

“Saya melihat figur pemimpin ada pada sosok SBY. Apa pun yang dikatakan orang,  beliau terus bekerja dalam diam. SBY adalah idola saya. Saya lihat Pak SBY tidak punya kepentingan pribadi, kepentingannya hanya untuk bangsa dan negara,” ujar JR Saragih saat ditanya mengapa ia tak mau masuk partai politik selain Demokrat, meski banyak partai yang menawarkan jabatan penting padanya.

Belajar dari sikap SBY itu pun, JR Saragih lebih banyak bekerja dibanding bicara. Sejak terpilih sebagai bupati, hampir seluruh waktunya dihabiskan membangun Simalungun. Para kader Demokrat Sumut mengatakan “Bagi JR Saragih, setiap hari adalah hari Senin”.

Ia bangun saat langit masih gelap dan tidur saat langit sudah sangat gelap.

Meski keluarganya juga tinggal di Simalungun, boleh dibilang hanya beberapa kali ia berada di tengah keluarga dalam sebulan. Waktunya benar-benar habis di berbagai pelosok Simalungun.

Maka wajarlah jika rakyat mempercayainya memimpin Simalungun dua periode. Wajar pula Simalungun bahkan Kota Pematang Siantar (yang berada di tengah Simalungun) “membiru” karena masyarakat tahu pasti: JR Saragih adalah kader Partai Demokrat.

Kini JR Saragih adalah satu dari delapan tokoh yang mendaftarkan diri ke Partai Demokrat Sumut, sebagai calon kandidat untuk Pilgub Sumut 2018.

Atas pendaftarannya itu, JR Saragih menegaskan, semua keputusan ia serahkan pada Majelis Tinggi Partai Demokrat yang dipimpin SBY.

“Jika Partai Demokrat mengusung saya, maka saya lakukan yang terbaik. Saya berusaha memenangkan Pilgub Sumut 2018, bukan untuk saya. Kemenangan saya adalah kemenangan masyarakat dan kemenangan Partai Demokrat. Saya mencalonkan diri karena ingin memberi yang terbaik bagi masyarakat. Saya ingin rakyat sejahtera. Kalau masyarakat sudah melihat kerja kita baik, maka Partai Demokrat pasti akan bernasib baik,” JR Saragih menggarisbawahi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved