Kunjungan Menhum ke Kalteng
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas Lakukan Potong Pantan, Simbol Kehormatan Tertinggi Suku Dayak
Menteri Hukum RI Dr. Supratman Andi Agtas, tiba di Kota Palangka Raya, disambut ritual dayak potong pantan injak kaki di Bumi Tambun Bungai
Penulis: Arai Nisari | Editor: Sri Mariati
Ringkasan Berita:
- Menteri Hukum RI Supratman Andi Agtas disambut ritual adat Potong Pantan di Pintu VIP Bandara Tjilik Riwut Rabu (5/11/2025) siang.
- Penyambutan itu dipimpin langsung oleh Gubernur Kalteng Agustiar Sabran dan Kapolda Kalteng beserta pejabat Pemprov lainnya.
- Maksa dari ritual Potong Pantan ini adalah penyambutan tamu menjadi kehormatan tertinggi suku Dayak.
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Menteri Hukum Republik Indonesia, Dr. Supratman Andi Agtas, tiba di Kota Palangka Raya, Rabu (5/11/2025) siang, dan disambut dengan prosesi adat khas suku Dayak Kalimantan Tengah, Potong Pantan.
Kedatangan Menteri disambut langsung oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, bersama jajaran Forkopimda di area VIP Room Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.
Sebelum memasuki area penyambutan, Menteri terlebih dahulu dikalungkan Kalung Lilis Lamiang dan dipakikan Lawung (ikat kepala khas Dayak), oleh Gubernur Agustiar Sabran sebagai tanda kehormatan bagi tamu agung.
Kalung tersebut melambangkan penerimaan dan penghormatan tertinggi bagi tamu yang datang ke Bumi Tambun Bungai.
Setelah itu, rombongan mengikuti prosesi adat “Pantan Kayu Tanjau Nahu” atau Potong Pantan, yang merupakan ritual penyambutan tamu kehormatan.
Dalam prosesi ini, sebatang kayu pantan diletakkan melintang di depan pintu masuk (Lawang), yang kemudian dipotong menggunakan mandau oleh tamu terhormat, dalam hal ini Menteri Supratman Andi Agtas.
Damang Kepala Adat yang memimpin prosesi tersebut menjelaskan, Potong Pantan bukan sekadar seremonial, melainkan mengandung makna penghormatan tertinggi dalam adat Dayak.
Baca juga: Breaking News, Sambut Menteri Hukum RI Lawang Sakepeng Terpasang di Area VIP Bandara Tjilik Riwut
Baca juga: Menteri Hukum: Pemindahan Napi Warga Asing ke Negara Asal Masih dalam Kajian
“Potong Pantan ini adalah tradisi adat untuk menyambut tamu kehormatan. Kayu pantan melambangkan rintangan yang harus ‘dibuka’ agar tamu diterima dengan baik. Tujuannya untuk menghormati tamu yang datang, sekaligus mendoakan agar membawa berkah dan keselamatan bagi masyarakat,” ujar Damang Kepala Adat di sela prosesi.
Ritual ini juga dipercaya sebagai simbol spiritual untuk mengusir roh jahat, memohon perlindungan, dan menandakan bahwa tamu yang datang diterima secara adat oleh masyarakat Dayak.
Suasana penyambutan berlangsung khidmat dengan iringan musik tradisional dan sapaan adat khas Dayak Ngaju, “Adil ka talino, bacuramin ka saruga, basengat ka jubata.”

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.