27 Murid SD Sakit usai Santap MBG

Keracunan Massal Benar Adanya, Ketua SPPG Palangka Raya Akui Teledor, Saus Kedaluwarsa 5 Bulan

Kasus keracunan massal yang menimpa murid di SDN 3 Bukit Tunggal benar adanya, hal itu dibenarkan Ketua SPPG karena saus burger kedaluwarsa

Penulis: Arai Nisari | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/ARAI NISARI
WAWANCARA - Ketua SPPG Bukit Tunggal 2, Siti Nur Hazizah, saat memberikan keterangan kepada sejumlah awak media di kantornya, Selasa (30/9/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Kasus keracunan massal disejumlah daerah di Indonesia, juga terjadi di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Puluhan anak mengalami sakit usai santap Makan Bergizi Gratis (BMG).

Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG Kota Palangka Raya Bukit Tunggal 2, Siti Nur Hazizah, akhirnya mengakui keteledoran dalam kasus 27 murid SDN 3 Bukit Tunggal sakit usai mengonsumsi burger pada Kamis, 4 September 2025.

Siti menjelaskan, saus yang digunakan sebagai pelengkap burger ternyata sudah kedaluwarsa sejak Maret 2025, atau sekitar lima bulan sebelum kejadian, namun tidak disadari hingga terlanjur dibagikan kepada siswa.

“Memang benar saus itu expired lima bulan. Kami tidak teliti saat penerimaan barang, baru sadar setelah ada kejadian tersebut. Itu murni keteledoran kami,” ungkap Siti, saat ditemui di Kantor SPPG, Selasa (30/9/2025).

Menurutnya, kondisi itu terjadi karena tim dapur sedang terburu-buru mengejar jadwal produksi sehingga bahan langsung digunakan tanpa pemeriksaan detail.

“Saat itu kejar target, jadi tidak sempat cek detail tanggal kedaluwarsa. Tidak ada unsur kesengajaan,” ujarnya.

Akibat penggunaan saus tersebut, sebanyak 25 murid awalnya mengalami gejala mual, muntah, dan sakit perut. 

Baca juga: Saus Kedaluwarsa Diduga Penyebab 27 Siswa Keracunan Burger MBG, BGN Palangka Raya Membantah

Baca juga: Kronologis 27 Siswa SDN 3 Bukit Tunggal Palangka Raya Keracunan usai Konsumsi Burger MBG

Sore harinya bertambah dua murid, sehingga total 27 orang terdampak. Sebagian besar pulih dengan pertolongan pertama di sekolah, meski satu siswa sempat dibawa ke Rumah Sakit Betang Pambelum oleh orang tuanya.

Siti menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah maupun orang tua murid dan berjanji memperketat pengawasan bahan pangan.

“Kami sangat menyesal. Ke depan SOP pengecekan bahan makanan harus jauh lebih ketat agar kasus seperti ini tidak terulang,” tegasnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved