Berita Palangkaraya
Gelombang 4 Meter Berpotensi di Perairan Kalteng, 2 Keberangkatan Kapal Penumpang di Sampit Batal
Cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai gelombang 4 meter berpotensi terjadi di perairan Kalteng, selama sepekan kedepan.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai gelombang 4 meter berpotensi terjadi di perairan Kalteng.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya Kalimantan Tengah memperkirakan adanya potensi gelombang 4 meter terjadi di Perairan Kalteng, selama sepekan kedepan.
Ketinggian gelombang berkisar dari 1,25 - 4 meter. Kondisi ini termasuk dalam kategori sedang hingga tinggi yang perlu untuk diwaspadai bagi segala aktivitas di laut maupun wilayah pesisir.
“Prakiraan kami untuk 7 hari kedepan, dari tanggal 24-30 Desember 2022, di perairan Kalteng wilyah selatan akan terjadi gelombang dengan ketinggian 1,25 - 4 meter. Tentunya kondisi ini harus diwaspadai,” kata Ika Priti, Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalteng, Sabtu (24/12/2022).
Ika menyebutkan, prakiraan tersebut juga sejalan dengan data yang dirilis oleh BMKG Maritim yang lebih awal telah memberikan peringatan dini akan adanya gelombang tinggi.
Baca juga: Keberangkatan Kapal Ditunda Akibat Cuaca Ekstrem, Calon Penumpang Nginap di Pelabuhan Trisakti
Baca juga: Ombak Besar Hantam Perahu Nelayan Perairan Kotabaru, 3 Orang Diduga Tenggelam Terbawa Ombak
Baca juga: Tugboat Putra Abadi 77 Terombang - Ambing di Laut Perairan Kumai, 9 ABK Dievakuasi Kapal Pesiar
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Jadwal Kapal Kumai ke Surabaya Dibatalkan, Tiket Penumpang Kembali 100 Persen
Pasalnya, potensi adanya gelombang tinggi ini tak hanya terjadi di Perairan Kalteng, tapi juga wilayah lainnya di Indonesia.
Adapun, penyebab gelombang tinggi tersebut pada umumnya ada dua, yakni karena arus laut dan angin yang berada di permukaan laut.
Dan belakangan ini ada dua pusat tekanan udara rendah yang menyebabkan perputaran angin di wilayah Laut Sulu dan Australia, sementara Indonesia berada di tengah dua pusat tersebut sehingga turut merasakan dampaknya.
“Jadi selain arus laut, angin yang berada di permukaan juga mempengaruhi gelombang. Semakin kencang anginnya, maka dapat memicu gelombang yang tinggi pula,” ujarnya.
Dengan adanya potensi gelombang tinggi tersebut, pihaknya mengimbau agar mengurangi segala aktivitas di sekitar pesisir atau pantai.
Khususnya, bagi nelayan akan lebih baik untuk menunda aktivitas melaut sementara waktu.
Sedangkan, untuk aktivitas pelayaran kapal besar atau angkutan penumpang, pihaknya menyerahkan kepada Kantor Otoritas Kesyahbandaran Pelabuhan (KSOP) untuk mengatur boleh atau tidaknya kapal berlayar.
“Juga yang perlu diwaspadai adanya pertumbuhan awan konvektif yang menghasilkan hujan, karena biasanya sebelum dan saat hujan akan terjadi angin kencang dan ini bisa memicu gelombang yang lebih tinggi,” pungkasnya.
Sementara itu, PT Dharma Lautan Utama (DLU) Sampit Kotawarinign Timur dalam pekan ini terpaksa membatalkan dua jadwal keberangkatan kapal penumpang karena alasan gelombang tinggi tinggi.

“Memang betul, alasan pembatalan karena ada imbauan dilarang berlayar. Versi BMKG Maritim diperkirakan ketinggian gelombang mencapai 2,5 sampai 3 meter per tanggal 23-29 Desember 2022,” kata Manajer PT DLU, Hendrik Sugiharto ketika dikonfirmasi.
Dua jadwal keberangkatan kapal penumpang dan barang yang dibatalkan adalah KM Kirana I untuk rute Sampit - Surabaya pada tanggal 23 dan 27 Desember 2022.
Pembatalan ini pun telah disampaikan melalui surat pemberitahuan kepada seluruh agen tiket maupun mitra kerja lainnya. Dan pihak PT DLU mengembali 100 persen dari penjualan tiket yang sudah dipesan. (*)