Berita Palangka Raya
Guru Reguler dan Pendidikan Khusus Kolaborasi Dorong Sekolah Ramah Anak
Kegiatan bertajuk “Guru Sebagai Pelopor Kemerdekaan Belajar” menekankan bahwa belajar tidak harus selalu di tempat yang sama.
Penulis: Arai Nisari | Editor: Pangkan Banama Putra Bangel
PALANGKA RAYA, TRIBUNKALTENG.COM – Suasana hangat dan penuh semangat terlihat di ruang kelas SD Islam Terpadu Darul Istiqomah, Jalan Bapuyu.
Para guru kelas dan pendidikan khusus berkumpul dalam kegiatan kolaborasi yang digagas Ikatan Guru Pendidikan Khusus (IGPK) Kalimantan Tengah.
Kegiatan bertajuk “Guru Sebagai Pelopor Kemerdekaan Belajar” ini menekankan bahwa belajar tidak harus selalu di tempat yang sama.
Belajar adalah menyerap informasi melalui pengalaman di berbagai tempat, sehingga setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, dapat belajar dengan nyaman dan maksimal.
Baca juga: Polda Ungkap 48 Kasus Penipuan dan Fidusia Pada Jasa Keuangan di Kalteng
Acara berlangsung interaktif. Para guru mengikuti sesi sharing pengalaman, diskusi strategi pembelajaran, hingga praktik langsung metode pengajaran adaptif yang ramah anak.
Suasana terlihat hidup dengan tawa, diskusi hangat, dan pertukaran ide antara guru reguler dan guru pendidikan khusus.
Ketua IGPK Kalteng, Noorani Azmi, menekankan bahwa guru memiliki peran lebih dari sekadar mengajar.
“Guru tidak hanya sebagai pengajar, tapi juga pelopor kemerdekaan belajar. Melalui kolaborasi ini, kita bisa menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, di mana semua anak merasa diterima dan bisa belajar maksimal,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Para peserta terlihat antusias mengikuti simulasi penanganan anak berkebutuhan khusus, berbagi pengalaman, dan berdiskusi tentang metode sederhana yang dapat meningkatkan kepercayaan diri anak di kelas.
Kegiatan ini juga menjadi ajang membangun jaringan antar-guru.
Para guru saling bertukar pengalaman dan strategi agar pendidikan inklusif dapat diterapkan di sekolah masing-masing.
Noorani Azmi menambahkan, kegiatan seperti ini menjadi langkah awal memperkuat pendidikan inklusif di seluruh sekolah di Kalimantan Tengah.
“Harapannya, setiap guru bisa menjadi agen perubahan yang mampu menyesuaikan metode pembelajaran sesuai kebutuhan anak, sehingga pendidikan benar-benar ramah bagi semua,” tuturnya.
Selain praktik pembelajaran, acara ini juga menyertakan diskusi kasus nyata, sehingga guru bisa langsung memahami tantangan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus di sekolah reguler.
Kegiatan kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan ramah anak bukan hanya slogan, tapi praktik yang bisa diterapkan di setiap kelas, menjadikan sekolah lebih inklusif dan menyenangkan bagi seluruh siswa.
(Tribunkalteng.com)
guru
Ikatan Guru Pendidikan Khusus
Noorani Azmi
Guru Sebagai Pelopor Kemerdekaan Belajar
Sekolah Ramah Anak
Pemko Palangka Raya Awasi Penyaluran Beras SPHP Untuk Cegah Penimbunan |
![]() |
---|
UPR Klarifikasi Dugaan Tekanan Akademik Penyebab Mahasiswi asal Murung Raya Akhiri Hidup |
![]() |
---|
Lomba Panjat Pinang di Masjid Al Muhajirin Palangka Raya, Rayakan HUT Ke-80 RI |
![]() |
---|
Pemko Palangka Raya Resmi Kenalkan Dua Jubir, Media Bisa Tanya Program hingga Isu Strategis |
![]() |
---|
Plt Sekda Kalteng Leonard: Rotasi Jabatan Pejabat Pemprov Hak Prerogatif Gubernur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.