Pekerja Sawit Diserang Beruang Madu

BKSDA Pos Sampit Siapkan Perangkap Jebak Beruang Madu Rusak Sawit Milik Warga Bapanggang Raya

Warga Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kotim mengaku resah, beruang madu merusak tanaman sawit, minta BKSDA Sampit turun tangan

|
Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Kepala Pos BKSDA Sampit, Muriansyah untuk Tribunkalteng.com
PERANGKAP - BKSDA Resort Sampit saat memasang perangkap beruang di Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Sabtu (19/7/2025) lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Warga Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, dibuat resah oleh kemunculan seekor beruang madu merusak puluhan pohon sawit milik warga.

Satwa liar yang dilindungi itu tidak hanya menimbulkan kerusakan, tetapi juga memakan umbut sawit, yang selama ini menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat.

Kepala Desa Bapanggang Raya, Syahbana, melaporkan kejadian tersebut kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit pada Jumat (18/7/2025) lalu. 

Laporan ini kemudian ditindaklanjuti oleh petugas keesokan harinya.

“Kami menerima laporan dari kepala desa mengenai adanya gangguan satwa liar. Pada Sabtu, 19 Juli 2025 kami langsung melakukan observasi ke lokasi bersama tim,” ujar Kepala BKSDA Pos Sampit Muriansyah, Senin (21/7/2025). 

Ia mengungkapkan, medan menuju lokasi cukup menantang dan hanya bisa dilalui dengan sepeda motor. 

Lokasi kerusakan berada di kebun sawit dan karet milik warga desa.

Saat berada di lapangan, tim menemui seorang warga bernama Nawi. Ia mengaku sebanyak tujuh batang pohon sawit miliknya rusak karena umbutnya dimakan beruang. 

Tak jauh dari lokasi itu, kebun milik ayahnya juga mengalami kerusakan pada sekitar 40 pohon sawit.

“Semua pohon yang rusak menunjukkan bekas gigitan pada bagian umbut. Berdasarkan jejak dan pola kerusakan, kami menduga kuat pelakunya adalah satu ekor beruang madu remaja,” jelasnya. 

Berdasarkan hasil analisis, kerusakan tersebut diperkirakan telah terjadi selama satu minggu hingga sepuluh hari sebelum petugas tiba di lokasi.

Sebagai langkah awal, BKSDA memberikan edukasi kepada warga agar tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang membahayakan satwa. 

Warga juga diimbau untuk segera melapor jika melihat keberadaan beruang kembali di sekitar pemukiman.

“Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada, namun jangan sampai melukai atau membunuh satwa yang dilindungi. Laporkan saja jika beruang terlihat lagi,” tegasnya. 

BKSDA menyatakan siap menindaklanjuti laporan lanjutan dengan pemasangan perangkap jika aktivitas beruang kembali terpantau. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved