Berita Palangka Raya

HIMA se-Kalteng Kompak Tangkal Ideologi Menyimpang di Kalangan Generasi Muda dan Mahasiswa

Himpunan Mahasiswa (HIMA) se Kalimantan Tengah berupaya menangkal ideologi menyimpang di kalangan Mahasiswa hingga generasi muda saat ini

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
DOKUMENTASI PANITIA FGD
DISKUSI - Hima se Kalteng mengadakan diskusi bertajuk “Pencegahan Paham Teroris, Radikal, dan Intoleransi di Kalangan Mahasiswa se Kalteng” di Aula Hotel Dandang Tingang, Palangka Raya, Rabu (9/7/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Himpunan Mahasiswa (HIMA) se Kalimantan Tengah berupaya menangkal ideologi menyimpang di kalangan Mahasiswa.

Maraknya paham ekstrem di lingkungan pendidikan, memicu sekelompok mahasiswa dari delapan kabupaten/kota di Kalteng untuk menginisiasi Forum Group Discussion (FGD), sebagai upaya membangun ketahanan ideologis dari akar rumput.

Forum bertajuk “Pencegahan Paham Teroris, Radikal, dan Intoleransi di Kalangan Mahasiswa se Kalteng” itu berlangsung di Aula Hotel Dandang Tingang, Palangka Raya, Rabu (9/7/2025). 

Komunikator HIMA se-Kalteng, Fardoari Reketno mengungkapkan, forum ini bukan sekedar simbolik, melainkan juga titik balik mahasiswa dalam menangkal ideologi menyimpang yang kini menyasar generasi muda secara masif dan terselubung.

Menurut Fradoari, paham radikal tidak lagi datang dengan wajah keras, tapi menyusup lewat ruang-ruang diskusi dan media sosial.

"Bahkan organisasi mahasiswa itu sendiri,” ungkapnya.

Fardoari mengatakan, mahasiswa memiliki peran dalam menjaga keutuhan ideologi bangsa, baik secara moral maupun dalam historisnya.

Ancaman seperti radikalisme dan intoleransi, kata Fradoari, bakal semakin kuat ketika ruang-ruang diskusi di kampus kehilangan daya kritisnya. 

“Ketika kampus menjadi hening, masyarakat pun kehilangan harapan,” tegasnya.

Terorisme, lanjutnya, tak hanya soal kekerasan fisik, tapi juga tentang cara berpikir yang membenarkan kekerasan. 

Fradoari menyebut, radikalisme menolak kebhinekaan dan intoleransi merusak relasi sosial secara perlahan.

Ia menegaskan, forum ini tidak berhenti pada diskusi. Para peserta juga merumuskan pandangan bersama untuk memperkuat jejaring pemuda lintas daerah sebagai garda terdepan dalam membendung ekstremisme berbasis ideologi.

Gerakan mahasiswa, lanjut Fradoari, tidak boleh hanya reaktif, tapi harus terorganisir dan menyatu dengan kebutuhan zaman.

"Di era digital ini, serangan ideologi tidak menunggu pintu dibuka,” tegasnya.

Adapun forum tersebut membahas tiga isu utama yakni, terorisme, radikalisme, dan intoleransi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved