Waisak 2025

Momen Libur Waisak 2025, Berikut 7 Destinasi Wisata Rekomendasi di Kotawaringin Timur Kalteng

Berikut destinasi wisata yang direkomendasi di Kotawaringin Timur Kalteng pada momen libur hari raya Waisak 2025 untuk berlibur bersama keluarga

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN B
DESTINASI WISATA - Ikon Jelawat yang menjadi lokasi wisata tengah Kota Sampit, Kalimantan Tengah diserbu masyarakat, pada libur Waisak 202. 

Objek wisata kota ini terletak di pinggir Sungai Mentaya dengan menampilkan Patung Ikan Jelawat, yakni ikan khas setempat dijadikan ikon dan maskot Kotawaringin Timur.

Setiap hari, ikon Patung Jelawat selalu dipadati pengunjung ingin bersantai. 

5. Meseum Kayu Sampit 

Museum Kayu Sampit, satu-satunya museum sejarah yang menyimpan bukti kekayaan alam Kabupaten Kotim. 

Kekayaan alam berupa kayu yang melimpah ini menjadi ciri khas wilayah berjuluk Bumi Habaring Hurung itu. 

Wisata yang terletak di Jalan S Parman Nomir 1 Tenang dan tokoh ini sendiri menyimpan banyak cerita.

Museum ini merupakan penjaga memori tentang kejayaan hutan Kalteng, ketika kayu menjadi emas hijau yang menggerakkan roda ekonomi dan menghidupi ribuan keluarga. 

Diresmikan pada 6 Oktober 2004 oleh Bupati Kotim saat itu, Wahyudi K Anwar, museum berlantai dua ini telah menjadi saksi bisu perjalanan masyarakat Kotim dalam merawat warisan budaya dan sumber daya alam. 

Di balik dinding-dindingnya, tersimpan kisah panjang tentang tanah yang kaya, masyarakat yang tangguh, dan perjuangan menjaga identitas di tengah arus zaman. 

Berdiri di atas lahan seluas 5.310 meter persegi, Museum Kayu menyuguhkan kisah panjang tentang kekayaan hasil hutan, warisan budaya, serta perjuangan masyarakat lokal. 

6. Rumah Betang Tumbang Gagu

Rumah Betang, rumah adat khas suku Dayak di Kalimantan Tengah, menjadi salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai filosofi dan sejarah. 

Rumah tradisional berbentuk panggung ini tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol persatuan, kebersamaan, dan harmoni masyarakat Dayak.

Terletak di Desa Tumbang Gagu, Kabupaten Kotawaringin Timur, salah satu Rumah Betang tertua masih berdiri kokoh, menjadi saksi kehidupan masyarakat Dayak sejak ratusan tahun silam. 

Rumah ini memiliki panjang hingga 150 meter dan dihuni oleh beberapa keluarga besar. 

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved