Berita Palangkaraya

Dukung Kurikulum Merdeka, Butik Ecoprint Jadi Tempat Belajar Anak Sekolah di Palangka Raya

Butik Laa_Craft dikenal dengan teknik ecoprint-nya kini bertransformasi menjadi ruang belajar bagi siswa, khususnya siswa di Palangkaraya Kalteng

Penulis: Arai Nisari | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Arai Nisari
ECOPRINT - Nila Kusuma Dewi berfoto bersama siswi SMA setelah mengikuti workshop ecoprint. Hasil karya taplak meja ecoprint yang mereka buat menggunakan bahan alami tampak penuh kreativitas. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Butik Laa_Craft di Jalan Diponegoro Nomor 56C, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dikenal dengan teknik ecoprint-nya kini bertransformasi menjadi ruang belajar bagi siswa.

Butik milik Nila Kusuma Dewi ini mendukung program Kurikulum Merdeka melalui kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Saat TribunKalteng.com berkunjung, sejumlah siswa kelas 10 dari SMA Negeri 2 Palangka Raya tengah mengikuti workshop ecoprint.

Terdiri dari tiga kelompok dengan total sekitar 15 siswa, mereka belajar langsung proses pembuatan ecoprint dari tahap memilih daun hingga menyusun pola di atas kain, menggunakan teknik pounding atau dipukul.

“Biasanya anak-anak datang untuk mengenal proses ecoprint, dari memilih daun, menyusun motif, sampai memukul kain dengan palu karet. Mereka juga jadi belajar soal pentingnya menjaga lingkungan lewat proses ini,” ujar Nila, Rabu (23/4/2025).

Ecoprint adalah teknik memberi pola pada kain menggunakan bahan alami seperti daun, bunga, batang, dan bagian tumbuhan lain yang mengandung pigmen warna.

Metode ini tidak hanya menghasilkan desain yang unik, tetapi juga mengurangi penggunaan bahan kimia, menjadikannya ramah lingkungan.

Seorang siswa yang mengikuti kegiatan tersebut mengaku ini adalah pengalaman pertamanya mengenal ecoprint.

“Kalau bukan karena tugas sekolah dan P5 ini, saya mungkin belum tahu apa itu ecoprint. Tapi setelah coba, ternyata seru, dari alam semua, dan bisa jadi karya,” ujarnya.

Selain sebagai bentuk pembelajaran keterampilan, kegiatan ini juga memperkuat kesadaran siswa tentang keberlanjutan lingkungan.

ECOPRINT - Nila Kusuma Dewi, pendiri Laa_Craft, menunjukkan salah satu produk tas ecoprint hasil kreativitasnya yang mengedepankan bahan alami dan ramah lingkungan.
ECOPRINT - Nila Kusuma Dewi, pendiri Laa_Craft, menunjukkan salah satu produk tas ecoprint hasil kreativitasnya yang mengedepankan bahan alami dan ramah lingkungan. (TRIBUNKALTENG.COM/ARAI NISARI)

Mereka melihat langsung bagaimana dedaunan yang sering terabaikan bisa diolah menjadi motif bernilai seni, dan bagaimana pewarna alami seperti kunyit atau daun jati dapat menggantikan zat kimia dalam proses pewarnaan.

Menurut Nila, banyak guru memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut.

Baca juga: Pendiri Laa_Craft Nila Kusuma Dewi Bawa Pesan Cinta Lingkungan Lewat Ecoprint: dari Alam untuk Alam

“Anak-anak jadi antusias karena mereka bisa melihat langsung bahwa hal sederhana seperti daun kenikir atau rumput liar berubah menjadi karya. Itu adalah pembelajaran yang menyentuh,” tambahnya.

Dengan membuka butik sebagai ruang pembelajaran P5, Laa_Craft tidak hanya menghadirkan produk-produk fashion berbasis alam, tetapi juga ikut menanamkan nilai-nilai keberlanjutan pada generasi muda.

Sebuah kontribusi kecil yang memberi dampak besar bagi pendidikan dan lingkungan.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved