Berita Palangkaraya
Transaksi Emas di Pasar Palangka Raya Naik Pascalebaran, Pengamat Sebut Minat dan Ekonomi Tinggi
Transaksi emas di Pasar Besar Palangka Raya meningkat pasca Lebaran Idul Fitri 2025, hal itu disebut pengamat karena pengaruh minat dan ekonomi
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Transaksi emas di Pasar Besar Palangka Raya meningkat pasca Lebaran Idul Fitri 2025. Hal ini menunjukan minat masyarakat terhadap emas baik untuk perhiasan maupun investasi juga meningkat.
Peningkatan transaksi emas ini diakui Armuji (27) penjual emas di Pasar Besar, Palangka Raya. Dia menyebut peningkatan ini biasa terjadi pasca lebaran.
Menurut Armuji, meningkatnya jual-beli emas ini sudah terjadi menjelang lebaran Idul Fitri 1446 Hijriyah/2025 Masehi.
“Sebelum lebaran pun banyak yang beli, tapi setelah lebaran makin banyak. Seperti itu setiap tahun, mau lebaran beli mas, setelah lebaran dijual lagi,” ungkapnya, Jumat (11/4/2025).
Hal yang sama juga dikatakan Nur (29), pedagang emas lainnya di Pasar Besar. Dia mengungkapkan, peningkatan ini turut dipengaruhi, harga emas meningkat.
Nur mengungkapkan, saat ini harga emas yang dijualnya meningkat, satu di antaranya emas itali 700 dan itali 375. Bahkan, harganya kini mencapai Rp 1,7 juta per gram.
“Masyarakat membeli emas untuk tabungan, karena hari ini naik jadi beli lebih sedikit, lebih banyak jual,” kata dia.
Menanggapi meningkatnya transaksi emas pasca lebaran itu, pengamat sekaligus akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya (UPR), Suherman menjelaskan, fenomena tersebut umum terjadi di manapun termasuk di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Suherman menerangkan, fenomena ini dapat berdampak langsung terhadap meningkatnya aktivitas ekonomi lokal. Selain itu, peningkatan transaksi emas mencerminkan daya beli masyarakat yang membaik.
“Harga emas kan sekarang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Masyarakat mampu beli artinya, kondisi ekonomi mereka membaik. Ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan, khususnya took perhiasan, jasa pengolahan emas, hingga sektor pendukung lainnya seperti transortasi dan logistik itu sendiri,” bebernya.
Selain itu, lanjut Suherman, saat ini emas juga dianggap instrument investasi aman dibandingkan dengan investasi di pasar modal yang penuh risiko. Meningkatnya pembelian emas dapat mencerminkan kesadaran masyarakat untuk menabung dan berinvestasi.
Secara umum, tren peningkatan transaksi emas bisa dianggap sebagai sinyal positif bagi perekonomian, termasuk di Palangka Raya. Namun, Suherman mengingatkan, hal ini perlu dilihat secara menyeluruh.
“Daya beli masyarakat yang meningkat memang baik, tetapi indikator lain seperti pertumbuhan sektor-sektor produktif termasuk UMKM, kondisi pengangguran, dan inflasi juga perlu diperhatikan. Yang juga penting memastikan aktivitas ekonomi terkait emas khususnya lagi yang melibatkan pertambangan emas legal itu tidak merusak lingkungan,” tegasnya.
Kemudian, Suherman juga menegaskan, aktivitas pertambangan emas tanpa izin itu bisa berdampak negatif bagi keberlanjutan lingkungan dan sosial masyarakat.
“Jangan sampai sekarang kita nikmati manfaat emasnya, anak cucu kita nanti dapat apesnya,” ujarnya.
Palangka Raya Resmi Jadi Tuan Rumah Kongres GMNI XXIII Tahun 2028, Ada Historisnya |
![]() |
---|
Tak Ada Anggaran Tambahan, Pemprov Targetkan RTH Eks KONI Kalteng Selesai Paling Lambat Desember |
![]() |
---|
Panen Jagung di Pekarangan Polresta Palangka Raya, Achmad Zaini: Bukti Bisa Bertani di Tengah Kota |
![]() |
---|
Simpan 24 Paket Sabu, Napi Rutan Kelas IIA Ditangkap Satresnarkoba Polresta Palangka Raya |
![]() |
---|
Pemprov Kalteng Bakal Kaji Pelanggaran Aturan dan Kerusakan Lingkungan oleh 7 Perusahaan Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.