Berita Kalteng

Demo Tolak UU TNI di Kalteng Diwarnai Penurunan Bendera Setengah Tiang hingga Takut Ditembak 

aksi demonstrasi untuk menolak UU TNI di gedung DPRD Provinsi, Senin (24/3/2025).

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM/AHMAD SUPRIANDI
SETENGAH TIANG - Demo tolak UU TNI di Palangka Raya, massa aksi menurunkan bendera setengah tiang sebagai bentuk protes dan prihatin atas demokrasi yang telah mati, di DPRD Kalteng, Senin (24/3/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Mahasiswa di Palangka Raya yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sipil Kalimantan Tengah (Kalteng), melakukan aksi demonstrasi untuk menolak UU TNI di gedung DPRD Provinsi, Senin (24/3/2025). 

Massa aksi mulai berkumpul di depan Gedung DPRD Kalteng sekira pukul 14.30 WIB. 

Aksi ini diwarnai penurunan bendera setengah tiang sebagai bentuk matinya demokrasi seiring dengan pengesahan UU TNI. 

Aksi sempat memanas, pasalnya para demonstran tak diperbolehkan masuk. 

Mereka pun berhamburan mencari jalan masuk. 

Baca juga: Aksi Tolak UU TNI di Palangka Raya, Massa Marah Tak Diizinkan Masuk, Kaca Gedung DPRD Kalteng Pecah

Pintu belakang gedung utama DPRD Kalteng yang terbuat dari kaca pecah karena massa aksi memaksa masuk. 

Nampak juga ada tangan satu di antara mereka berdarah. 

Massa aksi juga menurunkan bendera merah putih setengah tiang. 

Joni Napitupulu, satu di antara orator aksi, dalam orasinya menyoroti pembahasa RUU TNI yang dilaksanakan di hotel bintang lima. 

Ia juga khawatir, ketika para tentara mengisi jabatan sipil, maka ruang kebebasan berpendapat harus dihadapkan dengan senapan. 

"Bagaimana hidup kita nantinya, kalau berontak dikit langsung tembak, bagaimana kami tidak berprasangka buruk jika rapatnya (pembahasan RUU TNI, red) sembunyi-sembunyi di hotel, di tengah efisiensi anggaran," kata Joni. 

Seiring berjalannya aksi, Bintang, orator aksi lainnya juga menyampaikan kekhawatiran yang sama. 

Bintang mengatakan, jika mahasiswa yang melakukan demonstrasi atau mengkritik kebijakan instansi yang diisi TNI, maka harus bersiap berhadapan dengan senjata. 

"Bisa saja nanti ada seorang ibu yang menangisi kematian anaknya, padahal ia hanya mahasiswa yang peduli dengan negara ini," ujat Bintang. 

Dalam aksi ini massa aksi menyampaikan sejumlah poin tuntutan, di antaranya meminta DPR RI mencabut UU TNI, serta mendorong DPRD Kalteng untuk menyampaikan tuntutan massa aksi Gemas. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved