Lapas Sampit

Kalapas Sampit Jelaskan Sholat Berjamaah, Kebaktian, dan Basarah Wajib Didapat Warga Binaan

Kepala Lapas Kelas IIB Sampit, Meldy Putera, katakan para warga binaan wajib mendapatkan hak beribadah sholat, kebaktian dan basarah di dalam lapas

Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
Istimewa
Warga binaan beragama Islam, Kristen, dan Hindu saat melaksanakan kegiatan agama saat masa binaan di Lapas Sampit, Jumat (20/12/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Lapas Kelas IIB Sampit, Kanwil Kemenkumham Kalteng gelar kegiatan spiritual bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP), Jumat (20/12/2024).

Hal tersebut menjadi salah satu upaya penting untuk membangun kedamaian hari warga binaan yang menjalani masa binaan.

Kegiatan spiritual tersebut dibenarkan oleh Kepala Lapas Kelas IIB Sampit, Meldy Putera.

“Program ini dirancang untuk memperkuat keimanan dan memberikan ruang bagi mereka untuk merenungi kehidupan melalui kegiatan seperti sholat berjamaah bagi umat Islam, kebaktian bagu umat Kristen, dan Basarah bagi umat Hindu,” ungkapnya.

Ia menambahkan, setiap kegiatan dilakukan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi perbaikan diri.

Kalapas Sampit menekankan, betapa pentingnya keterlibatan warga binaan semua agama dalam program ini. 

“Kami memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga binaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,” ujarnya.

Kegiatan seperti Basarah dan kebaktian membantu mereka menemukan kedamaian batin dan makna hidup yang baru. 

Kegiatan ini dilakukan dengan antusias, menciptakan lingkungan yang penuh kedamaian dan salah satu cara merubah kebiasan buruk menjadi hal positif.

“Pemuka agama Islam, Kristen, dan Hindu terlibat langsung dalam membimbing para warga binaan, memberikan bimbingan rohani yang mendalam,” terang Kalapas Sampit.

Meldy mengatakan setiap agama memiliki waktu dan ruang untuk beribadah, dari sholat berjamaah hingga upacara Basarah yang membawa ketenangan dan kesejukan bagi warga binaan beragama Hindu.

"Kegiatan ini merupakan upaya Lapas Sampit untik merenungi kesalahan masa lalu dan menemukan kedamaian batin yang belum pernah dirasakan sebelumnya,” ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa setiap doa memberikan kekuatan baru dan dilakukan dengan penuh rasa syukur. 

Tak hanya itu, dukungan spiritual yang dilakukan Lapas Sampit tentu sangat berarti dalam proses perbaikan diri.

“Kami ingin kedamaian yang tercipta ini memberikan perubahan nyata dalam diri warga binaan , serta menciptakan lingkungan Lapas yang penuh harmoni, toleransi, dan rasa saling menghormati satu sama lain,” tutup Meldy Putera.

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved