Cuaca Kalteng

Sebab Hujan di Palangkaraya, Penjelasan BMKG Soal Kondisi Cuaca di Kalimantan Tengah

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Tengah, Agung Sudiono Abadi, menjelaskan fenomena hujan.

Penulis: Anita Widyaningsih | Editor: Nia Kurniawan
Sreenshoot Tribunkalteng.com
Kepala BMKG Kalteng Agung Sudiono Abadi, saat podcast Ruang Tamu Tribun Kalteng, Kamis (1/8/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Tengah, Agung Sudiono Abadi, menjelaskan fenomena hujan yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah baru-baru ini. 

Padahal diketahui dua minggu belakangan panas melanda Kalimantan Tengah, khususnya Kota Palangkaraya, banyak masyarakat yang merasa bingung dan berspekulasi apakah hujan tersebut merupakan hasil dari Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan alami.

Agung menyatakan bahwa OMC telah dilaksanakan pada tanggal 6 hingga 17 Juni 2024. 

Operasi ini bertujuan untuk menambah air di lahan gambut yang memiliki potensi kebakaran hutan besar, seperti wilayah Pulang Pisau dan Gunung Mas. 

OMC dilaksanakan dengan melibatkan BMKG, BRG, KLHK, dan BPBD, dan saat ini telah berada di Kalimantan Selatan, setelah operasi di Kalimantan Tengah selesai.

Beliau juga menjelaskan bahwa hujan yang turun dalam tiga hari terakhir adalah hujan alami yang terjadi akibat potensi hujan lokal, khususnya di Palangkaraya

“Sempat ramai, itu hujan buatan atau yang asli, masyarakat pasti bingung, kami dari BMKG mencoba untuk menganalisis dan meluruskan. Jadi masyarakat Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan, sudah kita laksanakan itu tanggal 6 sampai tanggal 17 Juni. Jadi gak ada kaitannya dengan yang 3 hari ini, kita sudah selesai,” jelasnya Kamis (1/8/2024).

Agung menjelaskan kondisi atmosfer di Kalimantan Tengah saat ini cukup labil, yang memicu pertumbuhan awan konvektif dan potensi hujan di tengah musim kemarau. 

Meskipun kemarau, masih ada kemungkinan hujan turun karena perubahan iklim global yang menyebabkan fenomena kemarau basah.

“Kemudian kenapa bisa hujan di musim kemarau, itu dimusim kemarau ada kemungkinan dan gak menutup kemungkinan terjadi hujan, apalagi sekarang ada global change dan sebagainya, makanya muncul kemarau basah, turun hujan saat kemarau,” paparnya.

Agung juga menambahkan bahwa potensi hujan di luar Palangkaraya, seperti di Sampit dan Muara Teweh, cukup besar. 

Disampaikannya menurut pengamatan BMKG potensi hujan dimasih dapat terjadi di Kalimantan Tengah pada beberapa wilayah.

Di antaranya seperti Murung Raya, Barito Utara, Katingan bagian utara, Gunung Mas, dan Kapuas bagian utara, memiliki potensi hujan dalam satu hingga tiga hari ke depan, meskipun mungkin hanya hujan rintik atau mendung.

"Kami berterima kasih kepada masyarakat atas informasi yang diberikan. Informasi tersebut sangat berharga bagi kami di BMKG Kalteng untuk menghindari kesimpangsiuran dan hoaks," ujar Agung.

Kemudian ia menambahkan perubahan iklim global membawa dampak yang signifikan terhadap pola cuaca di berbagai wilayah. 

Di Kalimantan Tengah, fenomena kemarau basah menjadi perhatian khusus, kondisi atmosfer yang labil selama musim kemarau ini meningkatkan potensi hujan, yang dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko kebakaran hutan di lahan gambut.

(Tribunkalteng.com/Anita)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved