Kotim Habaring Hurung
Pemkab Kotim Kerahkan Tim Inflasi untuk Intervensi Komoditas Penyebab Inflasi di Kota Sampit
Pemkab Kotim kerahkan tim untuk mengintervensi harga di pasaran yang berpotensi terjadinya inflasi di Kabupaten Kotawaringin Timur
Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kabupaten Kotawaringin Timur Kota Sampit menjadi wilayah dengan nilai inflasi tertinggi di Kalimantan Tengah dan menempati posisi ke-73 pada tingkat nasional, Senin (22/7/2024).
Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, mencatat Inflasi year-on-year di Kota Sampit pada Juni 2024 sebesar 2,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,66 persen.
Inflasi tertinggi di Kota Sampit tercatat sebesar 2,51 persen dan IHK 105,98 persen, hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan Indeks Kelompok Pengeluaran (IKP).
Indeks Kelompok Pengeluaran di Kota Sampit ialah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,04 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,36 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen.
Serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,64 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,64 persen, kelompok transportasi sebesar 0,70 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.
Lalu, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,32 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,39 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,06 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,00 persen.
Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Setda Kotim, Bahalap mengatakan, bahwa komoditas yang menyebabkan terjadinya inflasi di Kabupaten Kotawaringin Timur ialah cabai rawit, ayam potong, telur, dan tembakau.
“Komoditas tersebut menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kotim, namun seperti tembakau merupakan komoditas nasional, rujukan penekanan inflasi akan dilakukan oleh pemerintah pusat,” jelasnya.
“Kalau inflasi terjadi pada komoditas lokal, maka akan kita intervensi dengan pasar penyeimbang, pertanian menanam cabai, dan kelompok tani yang diberdayakan untuk menanggulangi komoditas penyebab inflasi,” ujar Bahalap.
Ia mengatakan bahwa di Kalimantan Tengah, terdapat 4 wilayah yang menjadi patokan dari Indeks Perkembangan Harga (IPH).
“Kalau dilihat dari kabupaten dan kota lain, beberapa daerah dekat dengan Banjarmasin, Kalimantan Selatan untuk memenuhi kebutuhan pasar,” jelas Kabag Ekonomi.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa di Kotawaringin Timur, lebih mengembangkan kelompok tani.
Pengembangan lahan tani milik kelompok tani dirasa dapat membuat Kotawaringin Timur lebih mandiri dalam menangani masalah pangan.
Bahalap mengatakan bahwa salah satu penyebabnya terjadinya inflasi adalah pengaruh musim kemarau.
“Kita berupaya berkoordinasi dengan dinas menggenjot penyaluran pupuk subsidi pada kelompok tani, kemudian salah satunya ialah harga pupuk juga sedang mahal yang menyebabkan biaya para petani membengkak,” ujar Bahalap.
Dishub Kotim Rancang PJU Tenaga Surya di Jalan Kapten Mulyono, Butuh 100 Titik Lampu |
![]() |
---|
Bupati Halikinnor Apresiasi Upaya DLH Atasi Masalah Sampah di Kotim |
![]() |
---|
Kotim Tuan Rumah Gubernur Cup 2025 Zona Barat, Cabor Sepak Bola Siap Hadirkan Pemain Nasional |
![]() |
---|
29 Tim Ramaikan Turnamen Voli dan Futsal Antarinstansi di Kotim Peringati HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Bupati Kotim Halikinnor Apresiasi Demo di DPRD Berjalan Aman, Ingatkan Pentingnya Jaga Kondusifitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.